Lihat ke Halaman Asli

Ibukota atau Ibutiri?

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nanar ku tatap mentari..

terlalu pagi.. gumamku lelah..

bayangan penatnya hiruk pikuk lalu lalang si roda dua..

roda dua? terlalu banyak!! peningku sering dibuatnya..

si punya negara ini, terlalu baik kepada pabrik roda dua..

diberi apa dia? upeti?? hingga roda dua berbagai pabrik bebas..

ibukota,.

hari ini (tiap hari) ku harus bergumul dengan jiwa2 yang tak tau arah..

para penghunimu, telah lelah mengejar mentari.. sesuap nasi.. atau segenggam berlian.. atau sesuap daging..

entahlah apa yang biasa disebut..

di pikuknya dinginnya pagi, teriknya mentari, sejuknya senja..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline