Lihat ke Halaman Asli

HUZAIRI

Guru Honorer di Madrasah Tsanawiyah Swasta di Kabupaten Pandeglang

Heritage Of Toba, Tetap Bersemi di Tengah Pandemi

Diperbarui: 26 September 2021   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berita yang sangat mengagetkan dan juga menggembirakan itu muncul pada Tanggal 23 Desember 2020. Dilansir dari kanal Youtube Kompas TV, mengabarkan bahwa Salah satu putra terbaik bangsa Indonesia, Bapak H. Sandiaga Salahudin Uno resmi dilantik menjadi Menteri pada Kabinet Indonesia Maju bidang (Menparekraf) atau Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Ketika dilontarkan alasan mengapa bersedia menjadi Menteri? Jawaban beliau sungguh menarik, selain muncul istilah "Covid ini adalah Game Changer", beliau juga mengajak kepada semua anak bangsa untuk bersatu padu memberikan kontribusi konkrit kepada Bangsa dan Negara.

Setelah resmi dilantik, beliau langsung membuktikan dengan mengunjungi tempat-tempat pariwisata ternama di Tanah Air, dan salah satunya adalah Danau Toba di Provinsi Sumatra Utara. Dalam sambutanya dan komentarnya, bapak Menteri akan menjadikan Lake Toba sebagai destinasi Pariwisata Super Prioritas (DSP)

Tidak berlebihan rasanya, jika Danau Toba adalah sekeping Surga Dunia Anugrah dari Tuhan yang diberikan kepada Bangsa ini, Wonderful Indonesia. Banyak fakta-fakta unik sekaligus menarik dan tidak dapat terbantahkan yang dimiliki oleh Danau terbesar ini. Sampai pada Akhirnya, setelah melalui perjalanan panjang, pada sidang ke-209 Dewan Eksekutif United Nations Eucational Scientifik and Culutural Organization (UNESCO) di Paris Tanggal 7 Juli 2020, Kaldera Toba resmi diakui sebagai UNESCO Global Geopark (UGG).

Muculnya Virus Covid-19 sebagai wabah global yang sangat sulit dibendung oleh tembok besar dunia Kesehatan sekalipun, sudah pasti berdampak pada semua sendi-sendi kehidupan termasuk dunia Pariwisata, yang kemudian melebar pada sektor UMKM dan tersendatnya lapangan kerja.

Badan Pusat Statistik (BPS) Mencatat, bahwa kunjungan para wisatawan Mancanegara (wisman) yang dating ke Tanah Air, pada awal Tahun 2020, mengalami penurunan drastis. Selama Januari 2020 hanya 1,27 Juta kunjungan. Angka ini merosot 7,62 persen atas kunjungan Turis Asing ini. Faktor utama penyebabnya adalah mewabahnya Covid-19 yang terjadi pada pecan terakhir Januari 2020.

Penulis sangat yakin mayoritas masyarakat milenial zaman Now, nampaknya rada Mustahil jika tidak pernah mendengar dan mengenal destinasi wisata "Danau Toba". Termasuk penulis sendiri, sekalipun belum pernah berkunjung kesana, namun ketika membaca dan menonton seputar pesona Danau Toba, seketika jiwa traveling meronta-ronta, ingin rasanya melepas galaw disana.

Menurut salah satu Channel Youtube "Info Sumut", menjelaskan sekaligus mengambarkan bahwa lake Toba adalah sebuah danau Vulkanik yang terbentang sejak 74.000 Tahun silam, dengan Panjang sekitar 90 KM dan Lebar 30 KM, kedalaman Airnya mencapai 505 M dan berada diketinggian 904 MDPL. Danau Toba memiliki Sejuta Pesona dan satu Milyar keindahan yang ada di dalamnya. Ini semua titipan yang harus kita jaga dari Sang Mahakarya Tuhan semesta Alam. Ada 7 wilayah Kabupaten yang letaknya berdekatan dengan Danau terbeut, yaitu (Samosir, Toba Samosir, Dairy, Karo, Humbang Hansudutan, Tapanuli Utara dan Simalungun).

Para Traveller baik dari Wisatawan lokal (Wislok) maupun Wisatawan Mancanegara (Wisman), sudah pasti akan dibuat decak Kagum ketika akan dihadapkan dengan pemandangan Pantainya yang luas, Puncak Pegunungan Pusuk Buhit, dan situs-situs peninggalan suku Batak yang masih terawatt rapih. Belum lagi kita akan dibuat takjub dengan keindahan ragam budayanya yang majemuk, mulai dari tarian, pakaian kebesaran Ulos, ukiran dan pastinya berbagaimacam Kuliner yang sedap disantap sesuai seleranya masing-masing.

Pertanyaanya sekarang, bagaimakah caranya agar Destinasi Wisata Danau Toba tetap bersemi sekalipun dihantam badai Pandemi? Sebagai jawabanya paling tidak analisa penulis ada tiga aktor yang harus ikut berperan.

Pertama, adalah Pemerintah. peran pemerintah saat ini sangat dibutuhkan oleh dunia Pariwisata Indonesia. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) melalui Jurnal penelitianya menjelaskan, bahwa Upaya maksimal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kratif telah menyiapkan dan menjalankan beberapa paket kebijakan dan program, diantaranya adalah :

  • Alokasi Tambahan APBN senilai Rp. 298,5 Milyar
  • Memberikan Insentif Airlines, Travel Agent, Joint Promotion
  • Pajak Hotel dan Restoran Nol Persen
  • Diskon Tiket Domestik bagi wisatawan Nusantara rata-rata sekitar 51,44 persen
  • Hibah kepada Pemerintah Daerah yang terkena dampak akibat dari penurunan pajak hotel
  • Mendorong pergerakan Wisatawan Nusantara dengan terus melakukan Kampanye Promosi Wisata dalam Negeri
  • Menarik Potensi MICE (Meetings, Incentives, Conferencing, Exhbitions)
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline