Lihat ke Halaman Asli

Agustina Mega

Available

E-Book Mempermudah Sekaligus Mengawasi Pembaca

Diperbarui: 9 Maret 2021   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.androidauthority.com/

Buku fisik lebih memuaskan dahaga para 'bookworm', atau biasa kita menyebutnya sebagai penyuka atau penikmat buku. Orang-orang akan dengan senang hati menghabiskan waktu seharian untuk membaca buku di berbagai gerai toko buku seperti Gramedia.

Bagi para penggemar buku, memiliki sebuah buku fisik menjadi sebuah keharusan karena mampu memberikan rasa kepuasaan. Banyak orang begitu gemar mengoleksi berbagai macam buku, sehingga mampu membuat tumpukan menggunung di berbagai sudut ruangan.

Buku fisik memang memuasakan, namun begitu buku fisik dibutuhkan untuk dibawa kemanapun kita pergi akan terasa menyulitkan karena akan membutuhkan banyak ruang penyimpanan dan tidak fleksibel. Buku yang dibawa juga memiliki kemungkinan besar untuk menjadi hilang atau rusak apabila terkena sedikit gangguan atau masalah tertntu.

Namun, perkembangan teknologi semakin maju. Berbagai inovasi dilakukan untuk menciptakan hal baru yang semakin modern. Dalam dunia buku, kemudian muncul e-book atau buku elektronik.

Banyak media, website, aplikasi yang menyediakan e-book untuk diakses dengan gratis untuk konten tertentu dan berlangganan untuk mengakses dan menelusuri lebih banyak macam cerita fiksi dan non-fiksi. Walaupun begitu, eksistensi e-book dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta.

Di satu sisi, kita melihat membaca buku dalam versi e-book sekarang juga memiliki banyak peminat karena dinilai mudah dibawa untuk mobilisasi dan bersifat fleksibel. Resiko kehilangan atau kerusakan juga dapat diminamilis. Kini, membaca e-book telah menjadi budaya baru. Membeli dan membaca e-book menjadi kebiasaan baru yang dilakukan yang lama-kelamaan berubah menjadi sebuah budaya.

Karena diakses oleh banyak orang, e-book rentan diserang ilmu pembajakan atau plagiarisme. Tentunya, tidak semua orang dapat mengakses dan mendapatkan e-book yang harganya bisa saja dirasa tetap mahal, lalu terdapat beberapa pihak yang ingin menggandakannya secara ilegal untuk kemudian diperjual-belikan dengan harga yang lebih murah.

Seperti dijelaskan pada circuit of culture, terdapat elemen-elemen budaya, yaitu regulasi, konsumsi, produksi, indetitas, dan representasi. Sekarang ini mari menganalisis e-book dengan menggunakan elemen regulasi,

Menurut Stuart Hall (1997), regulasi merupakan kekuasaan yang diterapkan dalam suatu budaya sebagai bentuk akibat dari adanya industri, sehingga secara sederhana dapat dimaknai sebagai aturan atau kontrol atas aktivitas budaya.

Dalam dinamika penggunaan e-book, tentunya pembaca akan diawasi atau sebelumnya memang media yang digunakan untuk membaca e-book legal sudah mengatur sistemnya untuk meminimalisir tindak kecurangan.

Kita ambil contoh saat menggunakan aplikasi Gramedia Digital. Para pengguna yang sudah berlangganan untuk membaca buku digital akan dibatasi pergerakan atau aksesnya. Saat pada mode tampilan layar baca, pengguna tidak akan bisa melakukan screenshoot atau tangkap layar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline