Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Cerpen: Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan

Diperbarui: 26 Februari 2021   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Sokoloko/Shutterstock

"Yang, yakin mau hidup denganku?"

Sebuah pertanyaan tegas dilontarkan seorang wanita di hadapan seorang lelaki. Pertanyaan itu jelas terdengar di tengah alunan musik jazz klasik yang diputar pelan tetapi berulang-ulang memenuhi seluruh sudut ruangan salah satu kafe ternama di kota itu. Tempat mereka sering bertemu dan memadu cinta.

Wanita itu merasa dirinya perlu mendapat ketegasan. Sebagai seorang wanita, dirinya membenci ketidakpastian. Sudah berulang kali dirinya dicampakan laki-laki jahanam yang hanya ingin mengisap madu dari tubuhnya.

Untuk ukuran wanita, wajahnya tidak terbilang cantik. Hanya, gugusan indah kedua buah dada yang sering menyembul keluar dari bajunya, seakan sesak dan ingin menghirup udara segar, selalu berhasil menarik perhatian kaum adam.

Penampilannya pun aduhai. Terusan gaun merah bermotif bunga-bunga yang sering dipakai bekerja, membuat lekukan tubuh indah terlihat. Wanita itu memang selalu menjaga bentuk tubuh dengan rutin berolahraga.

Baginya, keindahan tubuh adalah aset yang wajib dijaga. Bila dia tidak menarik dilihat, tentu dalam hitungan tidak lebih dari dua hari, dia akan dipecat bosnya.

Wanita itu seorang penyanyi. Malam itu dia tidak sedang bertugas. Dia hanya hadir untuk menemui lelaki yang beberapa kali memintanya menjadi pendamping hidup. Lelaki itu kerap merengek-rengek seperti bayi kepada ibu ketika meminta susu. 

Pagi tadi, mereka selesai memastikan persiapan gedung pernikahan. Gedung itu telah dipesan sejak setahun lalu. Sesuai pesan ibu dari lelaki itu.

"Nak, kalau mau menikah, pesan gedung tidak boleh buru-buru. Harus jauh-jauh hari. Apalagi, bila Sabtu atau Minggu. Tahu sendiri kan, kota kita ini kecil. Udah gitu, jumlah penduduknya banyak pula. Jadi, tidak banyak gedung besar yang bisa dipilih"

Gedung olahraga di tengah kota itu telah disulap dengan dekorasi yang memikat mata. Paduan kain merah muda kesukaan wanita itu, yang diikatkan pada bunga-bunga hidup dan masih segar, menyelimuti seluruh dinding gedung yang baru saja dipugar dua bulan lalu. Karpet bulu berwarna cokelat tua dengan harga termahal dibentangkan melapisi seluruh lantai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline