Lihat ke Halaman Asli

Matrimony Lesmana

Tukang Sosiologi Budaya

Imlek di San Francisco, Tradisi Merayakan Perbedaan Tanpa Membeda-bedakan

Diperbarui: 28 Januari 2020   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: dokumentasi pribadi)

Perayaan Tahun Baru Imlek di benua Asia dirayakan mulai daratan Tiongkok hingga menjangkau Asia Tenggara. Di negara-negara seperti Vietnam, Singapura, Malaysia dan Filipina, termasuk di Indonesia Imlek juga dirayakan resmi.

Di luar benua Asia, Perayaan Imlek terbesar ada di benua Amerika. Tepatnya di San Francisco, di kota terbesar di Bay Area, negara bagian California, Amerika Serikat. Tradisi merayakan Imlek dibumikan di San Francisco oleh komunitas masyarakat Kanton (Guangdong/ Kwangtung). Paling tidak demikian hipotesanya, bila merujuk pada sejarah dan populasi komunitas Kanton di kota tesebut.

Menarik untuk dicermati, bagaimana sebuah tradisi dengan sejarah lebih dari duapuluh lima abad bisa dirayakan serentak di seluruh penjuru dunia.

Di dalam sebuah tradisi ada pembawa dan penerus ide. Pembawa ini dalam keilmuan sosial atau humaniora sering disebut 'agen', berasal dari kata bahasa Inggris agent. Agen ini menjadi 'pembawa' dan 'penerus' ide.

Sebagai 'pembawa' orang melaksanakan atau menjalankan ide ini dalam kehidupan sehari-hari. Dan sebagai 'penerus' orang menurunkan ide tersebut bersama seluruh pelaksaannya pada orang-orang lain di lingkungannya. Biasanya dimulai dari lingkungan terkecil seperti pada orang-orang dalam satu keluarga.

Proses 'membawa' dan 'meneruskan' ini, bila terus berulang-ulang akan membentuk sebuah tradisi.

Kesimpulannya, tradisi Perayaan Imlek bukan disebar-luaskan ke penjuru dunia, melainkan masih dijalankan hingga kini dan diteruskan kepada orang-orang terdekat. Kalaupun sampai dirayakan di seberang laut dan benua, berarti agen(-agen)nya mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk berpindah dengan jarak yang lebih jauh dari agen tradisi lain.

Kini di San Francisco Perayaan Imlek tidak lagi dimonopoli komunitas masyarakat Kanton. Banyak kelompok lain di dalam masyarakat, tanpa pandang latarbelakang budaya, semua bisa ikut tumpah dalam kemeriahan. 

Hal ini dimungkinkan oleh sifat alaminya tradisi Perayaan Imlek, yang diturunkan kepada orang-orang terdekat, dan bukan dipaksakan ke pada kelompok budaya lain.

Perayaan Imlek di dalam ruang keluarga di kota ini tentu tidak sama seperti di belahan dunia lain. Lumrah berkembang demikian, karena sebuah budaya mampu melakukan penyesuaian dalam mempraktekan tradisinya, demi merespons perubahan kondisi sosial dan geografis tanpa harus merubah inti sari dari budaya itu sendiri. Hari Raya Tahun Baru ini sangat erat hubungannya mengenang para leluhur dan pendahulu, maka nuansa kekeluargaan akan berasa lebih kental.

(sumber: dokumentasi pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline