Lihat ke Halaman Asli

Memancing Pasang Sandal

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aduhhhhhhhh lama sekali, mana ya?

Degub seorang anak yang menunggu kepulangan ayahnya diatas sebuah kapal penumpang.

Ya, kala itu hari mentari mempersembahkan senyuman terindahnya. Deburan ombang berlomba mencapai tepian membuat beberapa ikan asik bermain. Kala itu seorang anak sedang ditinggal sejenak oleh ayahnya di atas sebuah kapal penumpang yang sedang berlabuh disebuah dermaga.

Mengalihkan rasa penatnya, ia berjalan ditepian kapal sambil menikmati senyuman mentari siang. Namun alangkah malang nasib si anak tersebut, satu sandal yang dipakainya terlepas jatuh ke laut seolah ingin bermain bersama alam.

“Ya ampun, sandalku”., kagetnya.

Tanpa pikir panjang, ia mulai mencari tali yang ada di dalam kapal guna menyeret sandalnya agar tidak jauh pergi.

“Hey, buat apa itu tali?” ujar seorang ABK kapal tersebut.

Sang anak tersebut tak menghiraukannya dan langsung menyeburkan salah satu ujung tali tersebut kelaut yang mana ujung satunya dipegangnya. Namun usahanya tersebut sia-sia saja karena sandal tersebut telah jauh pergi masuk dibawah jembatan dermaga.

Dengan hati sedih, iapun beranjak naik ke atas jembatan dan hanya bisa menyaksikan pasang sandalnya berlari dibawa ombak.

Meskipun secara logika sang anak tersebut sudah kehilangan harapan untuk mendapatkan pasang sandalnya tersebut. namun dalam hatinya ia masih sangat menginginkan pasang sandalnya kembali. Iapun terdorong untuk ingin melakukan usaha lain.

Ia mulai menyisir tepian pantai sambil berpikir mencari ide. Dilihatnya segulung tali rafiah, dan beberapa dahan kering berjemur dipanggir pantai. Sang anak tersebut langsung mempunyai ide cemerlang. Dirakitnya tali rafiah tersebut menyerupai joran, hanya saja sasarannya bukanlah ikan melainkan pasang sandal.

Setelah merakit jorannya, iapun mulai menurunkan tali jorannya dari atas jembatan tanpa umpan.

Ia mulai bertarung melawan nakalnya ombak. Ombak dkk seakan belum puas bermain dengan pasang sandal tersebut. Terik semakin menusuk dahi sang anak tersebut, hitam silau adalah warnanya. Sang anak tersebut kadang bolak bailik dari satu sisi ke sisi lain, tarik turun jorannya. Namun usahanya masih saja belum membuahkan hasil. Mencoba dan mencoba adalah hal yang dapat dilakukannya saat itu.

Lama berselang, mungkin alam telah bersimpati melihat anak tersebut. Tanpa disangka, deburan ombak menyerahkan dengan penuh mata berbinar pada sang anak tersebut. Dikaitkannya pasang sandal tersebut pada mata pancing yang terbuat dari dahan tersebut. Dengan mata penuh binar, sang anak tersebut menggegam erat pasang sandal yang tersebut.

Setelah perasaanya mulai agak tenang, ia baru sadar ternyata dari tadi banyak orang yang memperhatikan akfitasnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline