Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Penyebab jenazah utuh

Diperbarui: 29 Mei 2020   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jenazah Utuh

Jenazah utuh disebabkan belum terputusnya silver cord. Silver cord atau tali perak atau disebut juga tali Prāna adalah tali penghubung antara roh dan tubuh. Ketika seseorang tidur, si roh bisa berkeliaran, namun selama tali perak terhubung, ia kembali ke tubuhnya. Demikian juga saat mati suri.

Dulu saya kagum ketika seseorang bercerita bahwa walaupun sudah meninggal sekian lama, jenazah utuh. Ternyata bukan hal yang pantas dikagumi, sebaliknya bahkan harus didoakan agar tali perak segera putus. Dan begitu terputuskan, si tubuh bisa langsung membusuk dan kembali menyatu dengan alam. So, bumi pun menolak terhadap kemenyatuan si tubuh yang amat sangat terikat dengan duniawi. Daya kehidupan atau Prāna terus mengalir dari roh ke tubuh. Hal ini kemungkinan rambut dan kuku tetap tumbuh karena suplai prāna.

Fenomena Umum

Dari buku Dvipantara Jñāna Śāstra by Anand Krishna dituliskan:

Inilah penjelasan mengapa jenazah yang dikubur, masih mungkin tumbuh rambut dan kukunya. Tidak ada yang luar biasa dari kejadian dan pemahaman yang seringkali dipublikasikan dan dikatakan dengan fenomena supernatural tertentu. Sampai jenazah benar-benar hancur terurai, angin Dhananjaya tetap ada dan bisa menyebabkan pertumbuhan tersebut pada semua jenazah, tidak terbatas pada jenazah 'terpilih' saja.

Sesungguhnya, pertumbuhan dari kuku dan rambut tersebut malah mengindikasikan Jivātmā, Jiwa Individu masih terikat dengan tubuh. Karena adalah Prāna yang mengikat Jiwa dengan tubuh. Demikian, Jiwa Individu atau Jivātmā bisa tetap terikat sampai tubuh benar-benar hancur terurai, yang dalam beberapa kasus bisa memakan waktu yang sangat lama.  

Efeknya akan pada kelahiran kembali. Roh terikat pada tubuh yang tidak bisa hancur terurai karena si tubuh masih disuplai Prāna dari Roh. Si Roh tidak bisa segera lahir kembali untuk berevolusi menuju kesatuan dengan Sang Maha Jiwa.


Bahaya hapalan

Banyak orang begitu membanggakan diri karena bisa menghapal suatu kitab tertentu. Tanpa sadar kita telah mengukir atau menanamkan sesuatu pada mind kita. Ini juga merupakan bentuk keterikatan. Bukan hanya pada benda duniawi maupun makanan, tetapi kebanggaan terhadap kebisaan menghapal menjadi penyebab jenazah utuh selama jangka waktu yang tidak pasti.

Kita seringkali pamer kebisaan menghapal tanpa bisa mengimplentasikan isi dari yang dihapalkan. Kitab yang kita anggap suci tidak bisa mensucikan kita. Kesucian kita hanya bisa dilakukan bila kita melakoni yang ada dalam kitab tersebut demi kebajikan masyarakat umum.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline