Lihat ke Halaman Asli

Mudiknya Orang Indonesia, Mudik yang Penuh Makna

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bagi masyarakat urban saat-saat seperti ini adalah saat di mana selalu mendengar kata-kata mudik,dan saya pun sedikit tergelitik ketika mendengar kata2 mudik tersebut karna mungkin saya sendiri adalah korban dari pertanyaan-pertanyaan "kapan mudik ?" itu sendiri (hahaa),ya dapat dikatakan mudik adlah sebuah fenomena sosiologis dan tradisi simbolik suatu perayaan yang ada di masyarakat kita,tapi menurut saya itu bukanlah suatu fenomena sosiologis semata,tapi ada suatu spirit religiusitas di mana orang berkeinginan keras untuk pulang kampung, dan ada satu titik perasaan di mana tak menghendaki penjelasan rasional ketika banyak orang melakukan mudik untuk berlebaran, melakukan maaf-maafan di kampung halaman mereka.Ada wilayah yang diistilahkan Mircea Eliade (1999) sebagai teritori sakral dalam suatu tradisi keagamaan. Serasional apa pun seorang muslim, ketika pada hari-hari menjelang lebaran kemudian tak pulang atau mudik, maka akan bersedih hatinya. Atau paling tidak, ada suatu perasaan mengganjal di mana dirinya ingin pulang kampung menemui keluarga.
dan dengan tidak meninggalkan tradisi negeri tercinta,setiap perantau pun bersiap untuk mudik...
suatu bentuk tradisii orang-orang kampung yang bertualangan untuk survive dan maju di kota rantaun, kembali ke tempat asal untuk menikmati lebaran bersama dengan keluarga, sodara dan para kawan-kerabatnya perwujudan kecintaan pada tempat asal yang tak pernah padam...
selamat mudik dan hati-hati di jalan buat yang mudik..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline