Lihat ke Halaman Asli

Hendrik Sungkung

PENYULUH AGAMA

Penerimaan Terhadap Tradisi

Diperbarui: 10 Januari 2024   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Moderasi Beragama: Penerimaan Terhadap Tradisi"

Kekristenan identik dengan kasih kebaikan yang berlaku bagi semua umat. Kedatangan Kristen di sebuah lingkungan tidak boleh menjadi batu sandungan dan mengganggu ketenteraman hidup. Sebaliknya, Kekristenan harus mampu menjadi jembatan kebahagiaan dan penguat rasa damai, aman dan tenteram dalam kehidupan lingkungan.

Kebudayaan berasal dari Allah dijalankan sesuai tata nilai dari Allah dan harus kembali kepada Allah, itulah esensi iman Kristen. Budaya tidak dapat dipisahkan dari keberadaan dunia, baik asal mulanya, prosesnya hingga kepada tujuan akhirnya. Demikian pula, Gereja Indonesia ada dan tumbuh ditengah-tengah masyarakat majemuk. Masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan bangsa. Keberagaman kerap menjadi sumber persoalan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Teladan penerimaan Tuhan Yesus kepada perempuan Samaria merupakan bukti menerima perbedaan suku dan bangsa. Hidup ditengah masyarakat intoleran yang menolak atau tidak bergaul dengan orang lain karena perbedaan adat istiadat dan keyakinan diruntuhkan Tuhan Yesus melalui teladan dalam pengajaran yang sangat efektif. Penerimaan Yesus terhadap perempuan Samaria adalah bentuk pengajaran yang disampaikan melalui praktek langsung dari Tuhan Yesus untuk meruntuhkan tembok tebal aksi intoleransi orang Yahudi terhadap orang Samaria, di mana orang Yahudi tidak mau bergaul dengan orang Samaria.

Terhadap orang Yahudi, sikap dan penerimaan Tuhan Yesus ditunjukkan dalam Matius 5 : 17. Hukum Taurat sangat sensitif bagi orang Yahudi, maka Tuhan Yesus ingin memberi pengertian bahwa Taurat digunakan untuk menjaga hidup dan bukan untuk simbol kejayaan dan kesucian.

Saat ini, Gereja memiliki tugas menjaga ketenteraman dalam kebersamaan sekalipun ada perbedaan. Gereja wajib mengasihi semua orang seperti diri sendiri. Menghormati ajaran dan keyakinan orang lain. Mengembangkan sikap dan praktek hidup saling mengampuni.

Penerimaan, maaf, pengampunan, kasih dan penghormatan terhadap kebudayaan adalah nyawa dari toleransi. Sikap itulah yang dipraktekkan Tuhan Yesus Kristus menjadi pelajaran berharga tentang makna moderasi beragama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline