Lihat ke Halaman Asli

Hen AjoLeda

pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

Negarawan dan Transformasi Sosial

Diperbarui: 14 Mei 2024   01:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: https://geotimes.id/opini/sang-negarawan/

Dalam menyambut transisi kepemimpinan Indonesia kedepan, kita butuh tidak sekedar pemimpin tapi lebih dari itu adalah sosok negarawan untuk menjawab tantangan sosial, ekonomi dan politik yang terjadi saat ini.

Dengan lain perkataan, kita butuh negarawan yang mampu melakukan transformasi sosial dengan integritas, visi, dan kebijaksanaan yang diperlukan untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat, serta menjadi teladan bagi pemimpin lainnya dalam masyarakat untuk bertindak secara arif dan bijaksana.

Dengan visi jangka panjang, negarawan dapat menginspirasi masyarakat untuk berubah dan mendorong perubahan sosial transformatif. 

Lantas transformasi sosial macam apa yang harus dilakukan oleh pemimpin bagi kehidupan bangsa ini? 

Menurut penulis setidaknya ada tiga ciri penting dari kenyataan nasional saat ini yang memerlukan kepemimpinan negarawan yang bisa melakukan transformasi sosial.

Pertama, fakta bahwa masyarakat Indonesia merupakan majemuk atau negara majemuk sebagai aset untuk memperkuat integrasi nasional. Oleh karena itu, dalam negara majemuk seperti Indonesia ini, kita memerlukan negarawan yang bisa menjadi simpul persatuan keberagaman Indonesia, dan mampu menjadi titik temu dari banyak perbedaan dan menjadi kekuatan integrasi nasional. Menggerakan energi nasional dan persatuan nasional untuk menuju pencapaiann peradaban yang lebih tinggi.

Kedua, fakta bahwa Indonesia ini adalah negara dengan kesenjangan sosial yang makin lebar. Kesenjangan sosial merujuk pada ketidaksetaraan atau perbedaan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik antara individu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat. 

Menurut World Inequality Report 2022, dalam dua dekade terakhir kesenjangan ekonomi di Indonesia tidak mengalami perubahan signifikan. Selama periode 2001-2021 sebanyak 50% penduduk Indonesia hanya memiliki kurang dari 5% kekayaan rumah tangga nasional (total household wealth). Sedangkan 10% penduduk lainnya memiliki sekitar 60% kekayaan rumah tangga nasional sepanjang periode sama (databoks.katadata.co.id, 2022).

Menengok fakta kesenjangan ini, maka dari itu kita membutuhkan negarawan yang bisa mendistribusikan kesejahteraan dan keadilan yang lebih baik. Mampu memperbesar kue ekonomi bangsa dengan cara mengoptimalkan sumber daya alam yang ada, dikelola dengan inovasi dan teknologi sehingga dapat memberi nilai tambah yang lebih besar bagi masyarakat, sehigga kemudian kemakmuran yang dapat didistribusikan kepada banyak orang. 

Kemudian menumbuhkan kue ekonomi dengan pendidikan, inovasi dan teknologi. Mendorong pembangunan manusia dengan pengembangan inovasi dan teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline