Lihat ke Halaman Asli

Hellobondy

Lawyer, Blogger, and Announcer

Perempuan di Tengah Pandemi

Diperbarui: 8 April 2020   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. kompal

Setiap detik notifikasi tidak berhenti, setiap itu pula memantau gawai melebihi memantau kesehatan diri sendiri. Ada tubuh yang butuh nutrisi, ada jiwa yang butuh ruang sendiri. Dari tubuh biasa saja hingga bisa seketika suhu meningkat, tenggorokan gatal, batuk yang tiba-tiba gara-gara memantau pandemic ini. Oiya, jangan lupa membaca komentar para netijen yang maha dahsyat, maha menghujat. Ehhh, kabarnya ada terselip politik tipis-tipis.

Fokus dunia pun kini terpecah, kehidupan sehari-hari berubah 180 derajat. Tawa canda sapa di jalan menjadi tatapan penuh curiga.  Batuk sedikit tatapan orang seakan aku adalah hama. Ah apalah untuk kami yang rakyat kecil ini.

Masker dan hand sanitiser menjadi barang mewah, yang berduit tentu saja aman-aman saja. Kebutuhan pokok nyaris menjadi langka, oh iya jangan lupa yang berduit akan tetap santai saja. Karena mereka bisa membeli semuanya. Ah, apalah untuk kami yang rakyat kecil ini.

Kebijakan pemerintah pun semakin berwarna saja, dari Social ke fisik distance, dilarang/ dihimbau tidak keluar rumah jika tidak berkepentingan, Oiya anggota dewan kita pun semakin melucu dengan mengajukan tes untuk mereka dan keluarganya. Waaah sesuatu sekali. Mungkin mereka lupa siapa yang memilih mereka. Ah, apalah untuk kami yang rakyat kecil ini.

Tidak hanya kabar-kabar yang membuat asam lambung naik. Cerita-cerita hero pun ikut mewarnai pandemic ini. Dari selebgram yang mengumpulkan dana milyaran, CSR perusahaan yang menyumbang setara bisa membangun perumahan. Netijen yang mengajak untuk membantu driver ojol dan berita-berita baik lainnya.

Kebiasaan manusia di penjuru dunia pun berubah dalam sekejab, tempat-tempat wisata kini sepi, penerbangan dibatasi, setiap orang dicurigai, oh iya ada pula yang masih belum mengerti betapa bahayanya virus ini. Ada kok yang masih keluar, ada kok yang masih berkerumun, ada kok yang masih berkeliaran ketika menjadi ODP atau sudah terinveksi dan meninggal keluarga masih ingin tetap bertatap muka. Begitu aku dapat dari berita.

Perempuan menghadapi ekonomi  di tengah Pandemi

Perempuan menjadi kelompok rentan ketika pandemic terjadi, mengapa demikian?. Pertama perempuan menjadi garda terdepan keluarga untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Peran perempuan di ranah domestic semakin bertambah bebannya.

Ketika semua anggota keluarga berkumpul, artinya kebutuhan pun akan semakin meningkat. Contoh saja untuk menyiapkan makan keluarga, perempuan masih harus ke pasar dan memasak serta melakukan pekerjaan rumah lainnya. Bukan hanya menjaga kebersihan tetapi menyiapkan makanan bergizi.

Ketika salah satu anggota keluarga keluar dari rumah, ia harus segera mengganti dan mandi ketika pulang dari luar artinya pakaian kotor pun akan semakin banyak, belum piring dan lainnya. Beban ini pun akan semakin bertambah jika salah satu di rumah terdapat kelompok rentan lain, misalnya anak-anak, balita, serta orang tua, ataupun anggota keluarga yang berkebutuhan khusus. Jelas ini tidak mudah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline