Lihat ke Halaman Asli

Salah Siapa?

Diperbarui: 21 Oktober 2016   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bu... minta bu....

Pak.. minta pak...

Panggilan itu memecahkan lamunanku di tengah keramaian suara angkutan umum dan pengamen jalanan. Ku amati asal suara tersebut, ternyata seorang anak kecil dengan kaleng imutnya berjalan kesana kemari. Sampai pada giliranku, dia menatapku...

Untuk apa kamu lakukan ini dek? Tanyaku

Untuk makan dan jajan kak? Jawab nya

Apakah  kamu tidak sekolah? Tanyaku  lagi

Dia hanya menggeleng, lalu ku beri sedikit uang yang kupunya dan ia berlalu...

Terus ku amati tiap langkahnya, kenapa masih ada anak yang tidak sekolah seumur dia? Bukankah banyak sekolah gratis sekarang? Padahal pemerintah sudah menetapkan wajib sekolah 12 tahun? Agama kita juga sudah menjelaskan tuntulah ilmu sampai ke liang lahat.  Salah siapa ini? Apakah kurangnya perhatian dari orang tua? Dan bagaimana mungkin orang tua tega seumur dia sudah di tuntut untuk mencari uang?

Aku masih asyik dengan fikiranku tentang anak kecil tadi. Dan ku lihat dia membeli sebungkus nasi. Pandanganku tak beralih sedetikpun.... dan apa yang terjadi....?

Anak kecil tadi membeli nasi untuk seorang ibu-ibu yang sudah tua. Sebungkus nasi yang ia beli, dimakan berdua...

Oh tuhan... apakah kau sengaja memperlihatkan fenomena ini padaku? Agar aku lebih bisa bersyukur, karena aku masih jauh  lebih beruntung darinya...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline