Lihat ke Halaman Asli

Hastuti Ishere

hamba Allah di bumiNya

Gerebek Markas Martabak Ber-Martabat di D'Marco

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14122136501193129235

“Maaf ya, tempatnya besar, maklum di gang senggol.Hehe.” Demikian ujar Mbak Ira, sang pemilik lapak.

Jangan salah, justru inilah cikal bakal munculnya sebuah lapak unik tapi inspiratif. Kafe kecil nan nyelempit ini pertama kali dibuka pada bulan Mei 2012.

Jangan lihat kecil besarnya tempat, karena bisa dapat lapak di jalan Sabang itu juga suatu perjuangan yang patut diacungi jempol. Buktinya kemudian pemiliknya sukses membuka cabang di Kemang dan Tebet dengan kapasitas sekelas food court. Lho kok? Malah ngomongin posisi lapak? Okelah, mari kita lanjut.

Nama D'Marco sendiri sebetulnya sebuah akronim: Martabak Coffee. Proses kelahiran idenya kurang lebih begini.

Trio Kwek-kwek Ira, Ika, dan Budiono ini menganggap martabak adalah salah satu kuliner Indonesia yang cocok untuk segala usia bahkan mampu mendunia (ciee) tapi selama ini kok disajikannya cuma begitu-begitu saja.

Yang manis: topping cokelat, kacang, keju.

Yang telur: gurih karena telur plus daun bawang. Standar sekali.

Ira: Ada yang bilang ke gue 'Hare genee makan martabak di kafee? Ngayal lo.' *sambil benerin mic dan pasang headphone (nostalgila penyiar radio)

Ika: Menurut lo? *sambil pilih-pilih biji kopi

Budiono: Ya seruuu laaah.

Bareng: Bungkuuuuusss.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline