Lihat ke Halaman Asli

Harry Dethan

TERVERIFIKASI

Health Promoter

Cerpen | Aurora dan Susu Cokelat Pahit

Diperbarui: 14 Januari 2020   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: cityandstateny.com

Hari ini susu cokelat kesukaan Aurora terasa pahit sekali. Tapi hal tersebut sama sekali tak membuatnya kaget. Semenjak tiga tahun lalu, setiap tanggal tiga belas, minuman kesukaannya selalu terasa pahit dilidahnya.

Pernah suatu kali Aurora meminta pada rasa pahit itu untuk pergi. Namun, mereka tak menggubris permintaan anak berumur 7 tahun tersebut.

Suatu hari Aurora juga pernah meminta bantuan para gula pasir untuk melerai kemarahan para pahit pada lidahnya. Namun, mereka kalah. Satu-satunya cara Aurora untuk tetap dapat menikmati susu cokelat kesukaannya adalah bersahabat dengan para pahit tersebut.

Lalu, bagaimana caranya? Pernah Aurora mengajak mereka bermain boneka, pernah juga mereka diajak berlibur ke pantai. Tetap saja, mereka masih tak menggubris rayuan Aurora.

Berbagai macam cara telah dilakukan, namun semua caranya tetap saja gagal. Hingga akhirnya terjadi hujan badai di kedua mata indah milik Aurora. Barulah ia teringat bahwa sudah tiga tahun semenjak tanggal tiga belas waktu itu, ia telah menyimpan banyak sekali beban dalam awan hitam di matanya.

Hujan tersebut lalu membasahi tanah-tanah yang sangat kering hingga membuat Aurora tak mampu melihat keindahan dunia yang ditumbuhi bunga-bunga indah.

Tanpa sadar, pahit-pahit yang berada di dalam susu cokelat kesukaannya telah keluar dan memutuskan untuk menjadi benih pohon di mata Aurora. Ada yang memilih menjadi pohon mangga, ada yang menjadi pohon jeruk dan lain sebagainya.

Setelah hujan berhenti, Aurora merasa lega dan bahagia. Kali ini ia dapat menikmati susu cokelat kesukaannya sembari melihat pelangi yang muncul di matanya. Kejadian tersebut membuat ia belajar satu hal baru, "pahit-pahit di susu cokelat kesukaannya ternyata merupakan benih berbagai macam pohon buah yang manis".

Mereka juga berterima kasih dengan cara tersenyum pada Aurora karena telah membiarkan hujan turun di matanya. Ternyata hal tersebutlah yang telah mereka tunggu-tunggu selama tiga tahun ini. Hanya senyum yang bisa mereka berikan karena mereka tak bisa bicara.

12 Januari 2020

HAD




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline