Saya berhak sedih Joko Pinurbo meninggal. Kenapa saya sedih? saya rasa setiap yang mencintai puisi pasti sedih.
Bukan ingin narsis, saya memiliki banyak bukti saya bahwa saya mencintai puisi,
Pertama, Saya pernah menjadi pembaca puisi pada lomba antar sekolah dasar di Kabupaten dan menjadi juara satu 40an tahun lalu.
Kedua, Saya pernah menulis puisi untuk ditampilkan teman-teman pada acara kampus tahun 90an akhir.
Ketiga, saya sudah membaca majalah Horison sejak SD, majalah yang isinya banyak puisi.
Keempat, saya selalu terpesona dengan keajaiban dari kata-kata pada puisi-puisi orang hebat seperti Jokpin.
Kelima, puisi Jokpin membuat saya tetap mencintai puisi hingga sekarang.
Saya sedih, dan Indonesia selayaknya sedih. Kita kehilangan manusia yang mampu merangkai kata yang menggugah dan menginspirasi.
Rest in peace pak Joko Pinurbo.