Lihat ke Halaman Asli

Pertemuan IMF-World Bank, Membumikan Industri Kreatif Indonesia

Diperbarui: 16 Agustus 2018   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Gemah Ripah Loh Jinawi menjadi salah satu ungkapan legendaris yang melekat pada Indonesia.  Dahulu  kala, bangsa  Eropa datang ke Indonesia  karena kekayaan alamnya yaitu rempah-rempah. Hingga kini pun, kita masih berdecak kagum dengan keanekaragaman hasil alam seperti kayu mahoni, rotan, jati maupun aneka buah-buahan tropis asli Indonesia.

Tidak hanya hasil alam, keberagaman budaya menjadi daya tarik. Budaya di Indonesia telah terbentuk sejak zaman nenek moyang. Berlatar negara maritim dengan puluhan ribu pulau telah melahirkan ragam tradisi dan adat kebiasaan masyarakat. Ribuan suku bangsa tersebar di kawasan pegunungan, hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan hingga perkotaan. Bangunan-bangunan bersejarah menjadi saksi berbagai kearifan lokal Indonesia di masa lampu.

Indonesia merupakan negara dengan tingkat heterogenitas tinggi. Keberagamannya terlihat dari aneka rumah adat, upacara adat, pakaian adat, bahasa daerah, tarian tradisional, lagu dan musik daerah. Modal budaya menjadi aset penting bagi bangsa.

Perpaduan kekayaan alam dan keelokan budaya menjadi sumber inspirasi bagi para pelaku industri kreatif. Identitas lokal melahirkan berbagai produk barang atau jasa bernilai estetika tinggi. Keuletan, ketrampilan dan kreatifitas diperlukan untuk mengolah sumber daya yang ada.

Pertemuan IMF-World Bank 

Oktober 2018, perhelatan akbar akan digelar di Nusa Dua, Bali. Pertemuan Tahunan International Monetary Fund dan World Bank Group (IMF-WBG) dihadiri oleh tokoh berpengaruh dari 189 negara seperti Menteri Keuangan, Gubernur Bank Sentral maupun lembaga internasional. Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah menjadi momentum bagi industri kreatif Indonesia.

Hospitality events merupakan acara pendukung dari pertemuan tahunan 2018. Beberapa kegiatan tuan rumah dapat menjadi media promosi industri kreatif. Pertama, Paviliun Indonesia berkonsep seamless galeri/mall menyajikan produk seni dan kerajinan termasuk stan pariwisata Indonesia. Kedua, Indonesia Gourmet and Food Festival memperkenalkan berbagai kuliner dengan cita rasa khas Indonesia. 

Ketiga, Indonesia Cultural Shows menampilkan keberagaman budaya Indonesia melalui festival musik, tari dan atraksi. Keempat, Host Country Reception (HCR) menyuguhkan konsep gala dinner diiringi pertunjukan seni dan ragam budaya.

Tidak hanya Bali, para delegasi akan mengunjungi destinasi wisata lainnya.  Lombok, Yogyakarta, Banyuwangi dan Labuan Bajo menjadi beberapa tujuan wisata pilihan. Selama ini, panorama alam tersebut telah menjadi magnet bagi kunjungan wisatawan asing. 

Kedatangan para delegasi kian mengglobalkan wisata unggulan Indonesia sekaligus menggerakkan perekonomian lokal. Warga sekitar lokasi wisata dapat menghasilkan berbagai produk atau jasa kreatif untuk menunjang sektor pariwisata.

Pertemuan IMF-World Bank berperan strategis dalam membumikan industri kreatif. Dalam acara tersebut hadir para investor maupun pelaku bisnis. Diperkenalkannya industri kreatif pada ajang bergengsi ini akan menarik perhatian para stakeholders khususnya calon investor, konsumen dan importir. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline