Lihat ke Halaman Asli

Disleksia Juga Spesial

Diperbarui: 20 Januari 2016   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://1.bp.blogspot.com/-N41rLGcTwH4/UKjbmcMBhWI/AAAAAAAAAOA/QAQ_9dOEtMY/s1600/0.jpg"][/caption]

Tahukan kalian tentang film Taare Zameen Par??

 

yapp sebuah film produksi negara India yang di dalamnya sarat dengan nilai kehidupan yang begitu memotivasi. beginilah jalan ceritanya....

Sepasang suami istri memiliki seorang anak. Sebut saja namanya Ishaan. Ishaan duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Ia duduk di kelas 3 selama 3 tahun. Ya..singkatnya ia dua kali tidak naik kelas. Hal tersebut disebabkan ia tak mampu mengikuti pelajaran di sekolah. Jangankan mengikuti pelajaran, membaca dan menulis pun masih jauh dari kata ‘bisa’.

Namun, ia adalah anak yang gemar menggambar dan melukis. Orang tuanya sering mendapat keluhan baik dari pihak sekolah maupun tetangga mengenai tingkah nakal Ishaan. Ishaan sering mendapat pukulan dari sang ayah akibat tingkahnya. Hingga suatu hari ia dikeluarkan dari sekolah dan sang ayah memutuskan untuk mengirimkannya ke asrama sebuah sekolah yang jauh dari tempat tinggalnya.

Ibunya sebenarnya tak rela melepas kepergiannya, kerena hanyalah Ibunya yang dekat dengan Ishaan dan mengajari belajar setiap hari. Namun, Ayahnya bersikeras untuk mengirim Ishaan ke sekolah baru. Di sekolah barunya, Ishaan semakin depresi, lebih banyak diam merenung dan menangis.

Sekolah barunya adalah sekolah yang menjunjung tinggi kedisiplinan. Gurunya pun keras dan galak. Ishaan selalu tak bisa mengikuti pelajaran. Bahkan, banyak guru yang menyebutnya IDIOT. Ia juga menghentikan hobinya melukis. Suatu hari, Ishaan mendapati seorang guru baru. Ia adalah guru seni. Namanya Ram. Seorang guru yang menggunakan metode baru dalam pengajarannya. Ia membuat muridnya mengekspresikan diri tanpa ada ketakutan dan kekangan.

Dari Pak Ram, orang tua Ishaan mengetahui bahwa anaknya mengidap disleksia. Suatu penyakit kesulitan membaca dan menulis. Penderita penyakit ini, akan melihat huruf-huruf menari-nari di hadapannya, hingga menulispun harus terbalik. Misalnya “sir” menjadi “ris”. Pak Ram menyadarkan orang tua Ishaan bahwa Ishaan dengan penyakit disleksia membutuhkan kepedulian dan menceritakan bahwa sebenarnya Ishaan adalah anak pandai.

Pak Ram mengajari Ishaan dengan penuh kasih sayang, hingga Ishaan dapat membaca, menulis, dan prestasi belajarnya mengalami peningkatan serta mendapat juara melukis tingkat murid dan guru. Akhirnya, orang tua Ishaan bangga terhadap anaknya dan menyadari bahwa setiap anak itu spesial.

Dari cerita tersebut, kita sebagai manusia harus memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kita hanya diwajibkan untuk menghargai dan menghormatinya. 

Every child is special, like stars on earth




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline