Lihat ke Halaman Asli

Hanif Ferdian Rafli

Mahasiswa di Universitas Tidar

Keresahan Pelaku Usaha Peternakan Ayam Terhadap Kenaikan Harga Pakan

Diperbarui: 3 Mei 2024   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Hanif Ferdian R. & Tegar Nur S.

Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar, Kota Magelang.

Pendahuluan 

Dalam usaha subsektor peternakan, biaya terbesar dalam menjalankan produksi peternakan dikeluarkan untuk biaya penyediaan pakan. Hampir 70 % dikeluarkan untuk pengadaan pakan dari seluruh total biaya produksi. Harga pakan yang tinggi dipengaruhi oleh harga bahan pakan yang terus mengalami kenaikan. Harga bahan pakan yang tinggi, tentunya akan menghasilkan biaya produksi yang tidak ekonomis. 

Komponen bahan pakan yang tertinggi pada pakan ayam adalah jagung. Penggunaan jagung dalam susunan pakan sebagai sumber energi utama mencapai 50 % dalam ransum. Tingginya penggunaan jagung dalam pakan ayam, mengakibatkan harga jagung sangat menentukan harga pakan. Menurut BPS (2024) kenaikan harga dari tahun ke tahun sebesar 7,15 % dalam satu tahun terakhir. Kenaikan harga jagung akan terus berlanjut dan menjadi masalah yang serius dalam industri pakan ayam.

Pembahasan

Peternak unggas lebih memilih memberikan pakan komersial dari pada mencampur dengan bahan pakan lainya. Perusahaan pakan komersil di Indonesia sangat beragam jenis produk maupun hasil dari setiap produk. Bahan baku impor yang digunakan seperti jagung menyebabkan harga pakan komersil menjadi relative mahal, namun tetap diminati oleh peternak karena lebih praktis.

 Produksi jagung didominasi pasar internasional seperti Amerika Serikat, Brazil dan Cina (Oktiani, 2020). Cina sebagai negara produsen dan konsumen jagung yang seimbang, sehingga Cina dapat. Sedangkan Amerika Serikat merupakan negara produsen dan pengekspor jagung terbesar, namun kebutuhan di dalam negeri juga cukup besar dan lebih besar dari jumlah ekspor, sehingga Amerika Serikat sangat berpengaruh pada penentuan harga jagung di pasar internasional. Secara umum, jagung dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan, pakan dan produksi etanol.

Kualitas jagung yang diperdagangkan di pasar internasional selalu meningkat dari tahun ke tahun. Daerah dengan produksi jagung terbanyak di Indonesia dan memiliki lahan perkebunan terluas adalah Jawa Timur (30,7%) disusul Jawa Tengan (13,5%) dan Lampung (8,5%) (Kementrian Pertanian Indonesia, 2016). Jagung merupakan tanaman musiman, kondisi iklim di Indonesia menyebabkan pemanenan tidak dapat dilakukan setiap saat. Panen jagung tergantung pada kondisi musim dimana musim kemarau merupakan kondisi yang pas untuk pengeringan jagung. Fluktuasi harga akan terus terjadi karena pemanenan tidak dapat dilakukan setiap saat.

Kenaikan harga pakan ini telah menyebabkan beberapa dampak negatif pada industri peternakan unggas, termasuk:

1)Peningkatan biaya produksi: Harga pakan merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi peternakan unggas. Kenaikan harga pakan telah menyebabkan peningkatan biaya produksi yang signifikan, sehingga menekan margin keuntungan peternak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline