Lihat ke Halaman Asli

Hamdi

Kelahiran Sumenep Madura , Freelancer Online

Gunakan Hak Suaramu! Jangan Salah Pilih

Diperbarui: 14 Februari 2024   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Camera Samsung a05-

Kontestasi Politik 5 tahunan kini telah hadir kembali. Bagi setiap warga Indonesia di manapun anda berada, ayo datang ke TPS masing-masing. Gunakanlah hak suaramu sebaik mungkin. Jangan dibuang, jangan disobek, karena kertas kecil ini penentu masa depan Negara kita. Rabu, 14 Februari 2024.

Melansir dari Web https://www.infoakurat.com/ , bahwa Negara Indonesia termasuk dari 10 Negara  Demokrasi. Dengan demokrasi kewajiban  kita memilih pemimpin. Kalau saya ditanya? Mana lebih baik antara negara kerajaan dan Demokrasi?. Secara sepontan saya akan menjawab "Negara Demokrasi lebih baik". Karena semua warga bisa berkesempatan untuk berkontribusi.

Merujuk Buku yang ditulis Yusdani, Fiqih Politik Muslim (2012). Hal. 103" Konsep demokrasi yang diterima secara prinsipiil melibatkan orang banyak. Artinya , sekali lagi mau ditegaskan bahwa politik selalu adalah urusan "Umum" atau "Publik". Prinsip ini tidak dapa ditelikung dengan manipulasi uang, media, dan eksploitasi budaya patronase yang masih kuat.

Perlu diingat!  bahwa dalam menentukan pemimpin tidak serta merta mengikuti nafsu. Kita harus berdasarkan istikharah, meminta petunjuk tuhan,Istisyarah,  musyawarah, dalam hal ini melalui bertanya kepada yang lebih senior dalam masalah politi, serta banyak mencari info, baik di media, di Web serta koran-koran.

Coba kita menelusuri tokoh nasional, Kiai Sa'id Aqil Siraj, tentang politik, beliau mengatakan dalamhal pemimpin harus didasarkan atas  prinsip berikut:

  • As-sidqu wal amanah (kejujuran dan penuh tanggung jawab), merunut dari beberapa referensi bahwa kejujuran itu menempati peringkat pertama dalam hal kesuksesan. Dengan moda as-sidqu ini, ketikan calon terpilih tidak akan melakukan korupsi.
  • Al-adalah, keadilan, kenapa? Karena ini sudah tertera dalam pancasila "keadilan bagi seluruh rakyat indonesia". Ketika pemimpin mengamalkan adalah, insyaallah pemimpin yang akan terpilih nanti akan terpatri dalam jiwanya sifat adalah. Ini juga didengungkan oleh para ulama salafus shaleh, antara lain, Al-Ghazali, Al- Baqillani dan sebagaimnya.
  • As- Syura, permusyawaratan. Ada sebuah pernyataan menarik, apabila ada seseorang mengaku muslim, namun selalu mempertahankan erogansi kekuasaan dan bersikap otoriter. Itulah orang yang kardiman (karepah tibik beih- maduranya) kata anak-anak sekarang.
  • Al- Musawah,  Egalitariansisme. Seorang pemimpin harus selalu memperhatikan segala tindak tanduknya baik dirinya maupun orang lain. Ketika pemimpin telah memiliki 4 sifat tersebut, insyaallah mampu memegang negara Besar ini.

Kemaren lusa saya kedatangan tamu, membawa ratusan lembar surat undangan. Dia berkata "jangan lupa hari Rabu supaya menghadiri undangan ini di TPS 4". Dengan lirih saya jawab "pasti hadir".

Alhamdulillah pemilihan kali ini, Rabu,14 Februari cuaca mendukung, mendung, namun, bersahabat. Di Desa Saya Moncek Tengah Lenteng,  masyarakat antusias dalam menyukseskan pesta demokrasi ini.  

Kenapa harus memilih?

Berbincara masalah pencoblosan saya ingat guru saya, Almarhum Kiai Lutfi,  ketika ia  mengajar saya pada tahun 1997 disaat menduduki di Bangku MTS Tanwirul Hija Cangkreng Lenteng Sumenep " menentukan pemimpin  hukumnya wajib, orang yang tidak memilih alias golput, maka hukumnya dosa".

Berarti melihat pernyataan beliau. Orang yang tidak memilih ia masuk kategori penentang pemerintah. Taat kepada pemerintah, sebenarnya telah di jelaskan Al-Qur'an -- As-Sunnah. "atiiullah wa atiiur rasul, taatlah kepada Allah dan Rasulnya" bentuk taat dalam penafsiran ini salah satunya memilih pemimpin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline