Lihat ke Halaman Asli

M Hadiputra Azhar

Mahasiswa biasa

Antara Konflik dan Negosiasi

Diperbarui: 20 Oktober 2021   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(ayoguruberbagi.kemendikbud.go.id)

Hola, Assalamualaikum

Manusia merupakan makhluk hidup yang tidak lepas dari ketergantungan terhadap orang lain dalam suatu masyarakat atau sering disebut makhluk sosial. Setiap individu memiliki kualitas yang tergabung dalam interaksi sosial dengan anggota masyarakat. Keunikan individu dapat bersifat positif, yaitu menciptakan peluang, atau negatif, yaitu hambatan dalam suatu masyarakat. Peluang dan hambatan ini muncul ketika anggota masyarakat menetapkan tujuan yang dianggap baik oleh masyarakat. Individu dengan sifat yang sesuai dengan tujuan dianggap terpengaruh secara positif, sedangkan individu dengan sifat yang tidak sesuai dengan tujuan dianggap berdampak negatif terhadap anggota masyarakat lainnya.

Salah satu bentuk hambatan yang ada dalam organisasi adalah konflik yang disebabkan oleh ketidakselarasan perilaku individu, kelompok, dan struktur dalam suatu organisasi. Namun konflik juga dapat menjadi peluang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien agar organisasi tidak statis. 

Konflik yang dapat menjadi peluang dalam organisasi, dapat menimbulkan perpecahan jika konflik tersebut tidak dikendalikan. Oleh karena itu, dalam suatu konflik diperlukan proses negosiasi sebagai bentuk kerjasama yang berkesinambungan dalam mencapai tujuan organisasi. Selain itu, konflik dan negosiasi dalam suatu organisasi diatur oleh manajer dalam menjalankan fungsinya yaitu kepemimpinan, sehingga efek dari konflik dan negosiasi harus diketahui agar integrasi organisasi tetap terkendali.

Jadi apa itu konflik? Konflik didefinisikan sebagai proses yang dimulai ketika satu pihak merasa bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menyangkut atau mempengaruhi pihak pertama. Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga suatu kelompok) di mana satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. 

Konflik sendiri diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu konflik fungsional dan konflik disfungsional. Konflik fungsional, yaitu konflik yang mendukung tujuan kelompok dan meningkatkan kinerjanya.

Faktor-Faktor Penyebab Konflik

Faktor penyebab konflik:

  • Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik.
  • Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
  • Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Jenis-Jenis Konflik

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam:

  • konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
  • konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
  • konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
  • konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
  • konflik antar atau tidk antar agama
  • konflik antar politik.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline