Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Wajah Sepak Bola Indonesia, PR, dan Harapan untuk Liga 1 2020

Diperbarui: 7 November 2020   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulai Sabtu (29/2) malam nanti, kompetisi Shopee Liga 1 2020 akan bergulir. Ada pekerjaan rumah sekaligus harapan agar kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia ini lebih berkualitas dari sebelumnya (Foto: Kompas.com/GARRY LOTULUNG)

Tengah pekan lalu, legenda sepak bola Indonesia yang diakui "kelegendaannya" oleh dunia, Bambang Pamungkas (Bepe), menulis 'coretan' menarik di akun Instagramnya.

Bepe yang kini menyandang status sebagai manajer Persija, menyampaikan testimoninya perihal pelaksanaan Piala Gubernur Jatim 2020 yang baru saja berakhir, di mana Persija menjadi runner-up pada 20 Februari lalu.

Bepe menyebut Piala Gubernur Jatim 2020 bak menjadi cerminan dari gelaran Liga 1 Indonesia. Dia menulis begini (yang tentu saja tulisannya kredibel merujuk pada pengalaman panjangnya bermain di Liga Indonesia):

"Turnamen ini adalah gambaran secara utuh tentang sepak bola Indonesia".

"Mulai dari jadwal yang padat, venue (waktu) sering berubah, pertandingan tanpa penonton, bermain away dengan pressure penonton, kualitas wasit yang kurang baik, serta pemain asing yang (kadang) provokatif. Lebih dari itu, kami juga mendapatkan lawan-lawan yang berkualitas".

"Hal-hal tersebut di atas, membuat Piala Gubernur Jatim ini menjadi ajang yang sangat ideal bagi tim, tidak hanya dari sisi teknis namun juga mental, dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi kompetisi yang sesungguhnya, yaitu Liga 1 musim 2020".

Sejumlah PR untuk pihak pengelola kompetisi Liga 1
Saya mendadak kembali teringat dengan apa yang disampaikan Bambang Pamungkas tersebut jelang kompetisi Liga 1 2020 dimulai Sabtu (29/2) malam nanti.

Liga 1 2020 yang masih tetap menggandeng Shopee sebagai sponsor utama, akan diawali di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya saat Persebaya Surabaya menjamu tim 'tetangga' sesama Jawa Timur, Persik Kediri.

Ya, sebagai legend, Bepe pasti sudah sangat paham 'wajah' sepak bola Indonesia. Oleh karenanya, tulisan Bepe itu seolah menjadi deretan pekerjaan rumah (PR) bagi pihak pengelola liga dan otoritas sepak bola di tanah air untuk menggelar kompetisi Liga 1 yang jauh lebih baik dari musim lalu. Meski, semua PR itu jelas tidak akan mudah untuk dibereskan.

Ambil contoh perihal jadwal yang padat dan waktu yang sering berubah seperti kata BePe. Ini menjadi tantangan paling menantang bagi pihak pengelola liga. Memang, Indonesia sebagai "negara seribu pulau" membuat Liga 1 jauh berbeda dengan liga-liga Asia lain. Bahkan berbeda dengan liga Eropa yang meski wilayah negara, tetapi luasannya tidak beda jauh dengan Pulau Jawa.

Sementara di Liga 1 2020, dengan tim-tim pesertanya berasal dari ujung Sumatera (Persiraja Banda Aceh) hingga Papua (Persipura), tentunya menjadi tantangan hebat dalam menyusun jadwal agar tidak ada tim yang dirugikan.

Semisal Persiraja, tidak mungkin memainkan satu laga away ke Jawa ataupun Kalimantan, lantas kembali main di home dalam rentang beberapa hari. Kondisi fisik pemain pastinya akan terkuras. Hal seperti ini yang menjadi tantangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline