Lihat ke Halaman Asli

Aktivitas Skala dan Niskala Umanis Galungan Umat Hindu di Bali

Diperbarui: 11 November 2021   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Barong Bangkung"

Umanis Galungan yang jatuh pada hari Kamis, tanggal 11 November 2021 pada (Wraspati) Umanis wuku Dunggulan. Manis Galungan ini, Hari dimana Setelah Hari Raya Galungan telah usai. 

Umanis Galungan Merupakan Upacara yang dilakukan dengan penyucian di merajan/sanggah kemulan yang dipersembahkan terhadap Ida Shang Hyang Widhi Wasa Atau Leluhur dan Hyang Kawitan. 

Pada saat Umanis Galungan biasanya dijalan atau diluar pekarangan rumah ada "Barong Bangkung" yang diiringi dengan gambelan, Barong Bangkung tersebut merupakan Tradisi yang ada di Bali yang selalu ada saat Umanis Galungan. 

Anak-anak menarikan Barong bangkung di jalan dari desa ke desa dengan diiringi gambelan, lalu biasanya warga memberikan sesari berupa uang secara tulus ikhlas. Tradisi Barong Bangkung atau Ngelawang bertujuan untuk membersihkan hal negatif atau buruk di sekitar Desa/rumah warga dan sebagai perayaan rasa gembira serta ketentraman.

Umat Hindu Masyarakat di Bali pada saat Umanis Galungan melaksanakan aktivitas kegiatan biasanya dilakukan dengan berkumpul dengan keluarga, mengunjungi Kerabat dekat seperti Keluarga jauh atau saudara. Selain itu biasanya juga pada Umanis Galungan Umat Hindu di Bali mengunjungi Tempat-tempat Suci yang biasanya disebut dengan Tirtha Yatra.

Tirtha Yatra umat Hindu di Bali biasanya dilakukan dengan mengunjungi tempat suci yang akan dituju seperti kawitan atau pedarman yang akan dilakukan persembahyangan dan memohon

Keselamatan, Perlindungan, Ketenangan, dan kedamaian terhadap Ida Shang Hyang Widhi Wasa serta mengucapkan rasa bakti dan rasa syukur atas berkat, kemuliaan dan perlindungan yang telah diberikan kepada kita. 

Jika Umat Hindu Di Bali tidak bisa melakukan Tirtha Yatra atau nangkil ke Pedarman karena ada kendala, bisa dilakukan dengan persembhyangan yang dilaksanakan di Merajan ataupun Sanggah masing-masing. persembahyangan dapat dilakukan menyembah dengan menyebutkan Kawitan atau pedarman mereka.

Pada Hari Raya Galungan Kemarin, yang merupakan sebagai Kemenangan Melawan Kejahatan, Dharma Melawan Adarma yang merupakan simbol kekuatan. 

Sebagai rasa terimakasih umat Hindu dibali Menancapkan Penjor yang sudah dihiasi dengan unsur alat-alat Penjor yang lengkap sabagai rasa angayubagia atau rasa syukur terhadap Ida Shang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan kedamaian dan kemakmuran terhadap masyarakat Umat Hindu di Bali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline