Lihat ke Halaman Asli

guntursamra

Abdi Masyarakat

Kita yang Terlupakan

Diperbarui: 27 Juni 2019   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita yang terlupakan, diantara kemasan-kemasan kejadian yang tak pernah memihak. Terlantar jauh ke dalam belantara keinginan, kemudian tersesat pada gempitanya mimpi-mimpi.

Lalu untuk apa harapan-harapan kau hamparkan di kepala dan pemahaman kami, kalaupun pada akhirnya kenyataan yang kau tawarkan, hanyalah tentang ketidakmampuan menepis ego dan ketidakberdayaan menolak kepentingan.

Simpan saja bualan tentang kisahmu yang menghanyutkan, tentang mampumu taklukkan samudera dan gelombangnya. Biarlah aku mendayung sampan di tengah derasnya arus kekecawaan, sampai akhirnya kutemukan sendiri daratan pelega angan-anganku.

Mungkin ini tak adil buatku. Tapi, untuk apa lagi kita berdebat tentang keadilan. Bukankah itu adalah bahagian dari bualanmu, dari kisahmu yang tak pernah mampu membuatku kembali utuh. Menjadi seseorang yang selalu hidup dengan cita-cita.

Sinjai, 27 Juni 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline