Lihat ke Halaman Asli

Guıɖo Arısso

TERVERIFIKASI

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Profesi Petani Diprediksi Akan Hilang pada 2063?

Diperbarui: 30 Maret 2021   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi buruh tani membajak sawah (Sumber gambar: pixabay.com oleh mufidpdw)

Baru-baru ini Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengeluarkan sebuah prediksi yang cukup mengejutkan.

Bappenas menyebutkan, bahwa di tahun 2063 tidak ada lagi orang yang menggeluti profesi petani. Atau dengan kata lain, tidak ada lagi petani di Indonesia.

Tapi ya, yang namanya prediksi, toh sifatnya masih meraba-raba dalam gelap. Namun, saya kira, prediksi tersebut bisa saja terjadi bila tolak ukurnya jelas dan bisa dipertanggung jawabkan secara akademik. Biar tidak meledek kewarasan publik. Tentu saja.

Lebih lanjut, masih menurut Bappenas, ada beberapa indikator yang menjadi picu dikeluarkannya prediksi tersebut, yakni;

1) Masyarakat lebih berminat bekerja di sektor non-farm seperti sektor jasa dan industri ketimbang menjadi petani

Klaim ini kemudian diperkuat dengan data Bappenas yang menyebutkan, jumlah pekerja di sektor jasa mengalami kenaikan dari 23,6 persen tahun 1976 menjadi 48,9 persen pada tahun 2019. Begitu pun jumlah pekerja di sektor industri, dari 8,9 persen di tahun 1976 naik menjadi 22,5 persen tahun 2019.

2) Konversi/Alih fungsi lahan

Dalam waktu 6 tahun saja, luas lahan pertanian menyusut sampai 300 ribu hektar. Adapun penyebab lainnya adalah disebabkan oleh urbanisasi, alih profesi, penyusutan lahan pertanian dan seterusnya.

Rasio pekerja pertanian yang bekerja di sektor pertanian 65,8 presen pada tahun 1976, namun pada tahun 2019 rasio ini hanya tinggal 28 persen saja.

Menurut mereka, kedua alasan di atas merupakan penyebab yang paling dasariah sehingga ketiadaan profesi petani di tahun 2063 sangat mungkin terjadi.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline