Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Pillow Talk#7: Hubungan Meditasi dan Kebahagiaan

Diperbarui: 10 Oktober 2022   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pillow talk 7#: Hubungan Meditasi dengan Kebahagiaan (gambar: mindworks.org, diolah pribadi)

Mami: "Menurut Ade kebahagiaan itu apa sih?"

Ade: "Ketika Ade mendapatkan uang."

Mami: "Kalau dengan mendapatkan uang, bisa bahagia. Kesimpulan semua orang kaya itu bahagia, tetapi mengapa masih sering kita jumpai orang kaya yang stres?"

Ade: "Hmmm... Ade ubah jawaban. Ade bahagia kalau bisa menghabiskan waktu dengan keluarga."

Mami: "Bagaimana kalau keluarga ada yang meninggal? Apakah masih bisa bahagia?"

Ade : "Itu beda mi! Sekarang kita bahas kebahagiaan, bukan kematian. Lagian saat ada yang meninggal, Ade tidak akan menyesal sebab telah menghabiskan banyak waktu dengan keluarga."

Mami: "Benar juga. Kalau begitu apakah perbedaan antara kebahagiaan dengan kesenangan?"

Ade: "Menurut ceramah salah satu Bhante, kesenangan itu sumbernya dari luar, misalnya saat Ade mendapat handphone baru. Awal-awal mendapat handphone, Ade akan senang sekali. Tapi seiring berjalannya waktu handphone baru berubah jadi handphone lama dan rasa senang Ade sudah pudar, tidak seperti awal-awal mendapatkannya. Kesimpulannya kesenangan itu objeknya dari luar dan sesaat saja."

Mami: "Wow! Terus apa bedanya dengan kebahagiaan?"

Ade: "Bahagia itu objeknya dari dalam diri. Seperti Ade suka menghabiskan waktu bersama keluarga. Setelah lewat waktu lama, bila Ade kenang, rasa itu tetap ada. Meski seiring berjalannya waktu, Mami pun berubah jadi nenek-nenek, tapi Ade masih sayang, tidak ada niat buat menganti mami."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline