Lihat ke Halaman Asli

Griya Yatim

Lembaga Amil Zakat Nasional

Yuk Bantu Guru Ngaji di Tengah Keterbatasannya

Diperbarui: 16 Januari 2021   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Griya Yatim & Dhuafa

Griya Yatim & dhuafa - Bapak Suminan (37 th), seorang ustadz yang mengajar ngaji di lingkungan rumahnya di daerah Parung Panjang, Jawa Barat. Di tengah keterbatasan kondisi fisik yang tidak sempurna (cacat kaki) dan himpitan ekonomi, tidak membuat surut dirinya dalam mengajar anak-anak mengaji di lingkungannya.

Berjuang Untuk Memenuhi Kebutuhan

Ustadz Minan saat ini mengabdikan dirinya sebagai guru ngaji di lingkungannya. Setiap harinya, Ustadz Minan mengajar setiap ba'da Dzuhur dan ba'da Maghrib di rumah yang sangat sederhana. Anak-anak begitu semangat belajar mengaji.

Karena himpitan ekonomi, pernah suatu malam saat mengajar ngaji, listrik padam karena tidak ada uang untuk mengisi pulsa listrik. Keadaan yang terbilang serba kekurangan ini, tidak membuat surut semangatnya dalam mengajar anak-anak di kampungnya, bahkan ia tak memungut biaya.

Sebelumnya, ustadz Minan selain mengajar mengaji, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari berprofesi sebagai Tukang Bakso keliling dan sang istri bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Tetapi semenjak kecelakaan sekitar 5 tahun yang lalu, beliau terjatuh saat berjualan bakso sehingga menyebabkan lutut kanan bengkak dan lumpuh.

Griya Yatim & Dhuafa

Ingin Berjualan Seperti Dulu

Karena tidak ada dana untuk berobat, maka kondisinya tidak bisa normal seperti sebelumnya. Semenjak itu, kebutuhan sehari-hari saat ini mengandalkan penghasilan dari istrinya yang tidak menentu.

"Pengen punya modal lagi untuk jualan bakso di depan rumah untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anak" lirih Bapak Minan.

Saat ini, Ibu Encuk (41 th) bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) untuk menggantikan suaminya sebagai tulang punggung keluarga. Penghasilan yang didapat oleh Ibu Encuk berkisar Rp. 250.000/minggu atau sekitar Rp. 35.000/hari. Dengan penghasilan tersebut, Ibu Encuk begitu kesulitan untuk membiayai anaknya sekolah, ataupun untuk suaminya berobat.

Ibu Encuk kerap merasa sedih karena keadaan dan kondisi yang ada. Tetapi Ibu Encuk senantiasa optimis bahwa Allah tidak akan menguji melebihi kemampuannya. "Allah pasti tidak akan menguji hambanya melebihi kemampuannya." tutur Ibu Encuk.

Yuk Bantu Perjuangan Guru Ngaji

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline