Hanya tinggal menunggu hitungan hari, peresmian Arne Slot sebagai pelatih The Reds musim depan akan dilakukan. Dikabarkan dokumen transfer antara Feyenoord dan Liverpool usai ditandatangani, dengan mahar 13-15 juta Euro. Angka yang cukup fantastis untuk membeli seorang manajer sepakbola!
Dua nama masih menduduki peringkat teratas pelatih termahal sepanjang sejarah, yakni Graham Potter dan Julian Nagelsmann yang bernilai 25 juta Euro. Kemudian ada Andre Villas-Boas dibawahnya dengan nilai transfer 13.3 juta Pounds.
Potter diangkut Todd Boehly dari Brighton ke Chelsea pada September 2022, sedangkan Nagelsmann diboyong Bayern Munchen dari RB Leipzig pada Juli 2021. Bersama Villas-Boas yang menangani Chelsea mulai musim 2011, bagaimana hasil ketiganya? Gagal total!
Lalu apa keistimewaan Arne Slot hingga manajemen Liverpool mau mengeluarkan biaya cukup mahal untuk membajaknya dari Feyenoord? Apa nilai transfer yang besar ini akan mempengaruhi perjalannya di Merseyside seperti tiga nama di atas?
Titisan Pep Guardiola, yang Diklaim Lebih Baik Daripada Eric Ten Hag
Media Belanda menjulukinya sebagai titisan Pep Guardiola. Selain kesamaan rambut plontos, adalah formasi dan gaya main yang mengedepankan possesion football. Arne Slot disebut sangat "gila" dalam keinginan menguasai bola.
Pakem Pep Guardiola terkenal dengan sebutan tiki-taka, sedangkan strategi Arne Slot banyak disebut sebagai "sepakbola seksi". Muara keduanya adalah satu nama, Johann Cruyff.
Arne Slot pernah mengkonfirmasi bahwa ia mengikuti pendekatan strategi Pep Guardiola sebagai pedoman melatihnya. Slot juga menyebut, Pep-lah satu-satunya murid Johan Cruyff yang setia menggunakan Total-Football.
Total Football adalah sebuah gaya bermain yang terkenal berasal dari Belanda. Dideklarasikan pertama kali sejak era kepelatihan Rinus Michels, dan disempurnakan oleh Cruyff sebagai pemain sekaligus pelatih beberapa tahun berselang.
Pengertian dari strategi ini, ialah semua pemain punya peran yang sama di dalam menyerang ataupun bertahan. Total Football pada tahun 1960-1980, terlihat pergerakan para pemain masih liar, asalkan ada rekan yang mengisi pos yang ditinggalkan maka ia bisa bebas ke sisi manapun di lapangan.
Di era modern ini, permutasi posisi menjadi lebih terstruktur sehingga kita mulai mengenal istilah ball playing goalkeeper, inverted fullback maupun false-nine. Perubahan posisi menjadi lebih teratur, karena hanya melibatkan satu pemain untuk mengisi dua posisi di lapangan. Sedangkan pemain lain akan mengcover area yang ditinggalkan secara bersama-sama.