Lihat ke Halaman Asli

Era Kecemasan

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di didunia ini tidak ada yang gratis. Segala sesuatu harus di bayar dengan satu dan lain cara, sekarang atau pada suatu saat. Masyarakat industri modern terlah memberi begitu banyak mamfaat, mulai dari komputer sampe tukang gigi tampa rasa sakit, dari susu rendah lemak sampe bedah kosmetik. Namun di lain sisi, industri juga telah meciptakan satu masyarakat yang paling resah dan tak pernah berkecukupan sepanjang sejarah. Media membuat kita menjadi lebih tahu mengenai informasi dunia, namun ini sekaligus bias menyebabkan kita mencemaskan situasi yang jauh di luar pengalaman dan pengaruh kita. Industri kita memproduksi ribuan produk yang berguna, tetapi kita khawatir kalau kita terkena dampak pencemaran yang terbuang ke lingkuangan. Dokter memberitau kita bahwa keresahan dan ketegangan yang mencemaskan ke tegangan. Tidak heran kalau pakar sosiologi menjuluki era kita sebagai era kecemasan. Dalam memenuhi kecendrungan umum yang menunut solusi cepat dan mudah terhadap masalah. Respon yang lazim terhadap wabah rasa cemas adalah pelarian kepada obat-obatan. Hal ini dapat berkisar dari kecanduan alcohol sampe obat penenang yang di resepkan oleh dokter. Dalam kedua kasus tersebut, gejala rasa cemas lenyap untuk sementara. Namun meninggalkan masalah yang lebih mendasar. Lebih buruk lagi, beberapa orang jadi lebih tergantung terhadap obat-obatan ini. Sekalipun demikian ada alternatif untuk situasi yang tidak memuaskan ini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline