Lihat ke Halaman Asli

Teori Georg Wilhelm Friedrich Hegel

Diperbarui: 20 November 2023   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Georg Wilhelm Friedrich Hegel adalah seorang filsuf idealis Jerman yang lahir di Stuttgart, Wrttemberg, kini di Jerman barat daya. Pengaruhnya sangat luas terhadap para penulis dari berbagai posisi, termasuk para pengagumnya (F. H. Bradley, Sartre, Hans Kng, Bruno Bauer, Max Stirner, Karl Marx), dan mereka yang menentangnya (Kierkegaard, Schopenhauer, Nietzsche, Heidegger, Schelling). 

Dapat dikatakan bahwa dialah yang pertama kali memperkenalkan dalam filsafat, gagasan bahwa Sejarah dan hal yang konkret adalah penting untuk bisa keluar dari lingkaran philosophia perennis, yakni, masalah-masalah abadi dalam filsafat. Ia juga menekankan pentingnya Yang Lain dalam proses pencapaian kesadaran diri.

Hegel percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini terus bergerak: setiap kehidupan individu, alam, sejarah, dan masyarakat. Hal ini mengakibatkan setiap era memiliki semangat zaman alias zeitgeist masing-masing yang khass. Sebuah semanga atau ruh yang secara umum ditemui pada tiap-tiap zaman.
Teori Hegel mencakup berbagai aspek filsafat, termasuk dialektika, idealisme absolut, dan konsep negara. Sebagai contoh kasus untuk mengilustrasikan beberapa konsep Hegelian, kita bisa mengambil contoh dari dialektika dan perkembangan sejarah.
 
Contoh Kasus: Dialektika Sejarah dalam Teori Hegel
Situasi Awal (Teza):
Pertimbangkan sebuah masyarakat di mana terdapat ketidaksetaraan yang signifikan antara kelas pekerja dan kelas pemilik modal. Buruh bekerja keras namun tidak memperoleh hak-hak sosial dan ekonomi yang adil.
 
Antitesis:
Pada suatu titik, mungkin terjadi perlawanan atau revolusi dari pihak buruh untuk menuntut hak-hak yang lebih adil. Ini mungkin terwujud dalam bentuk protes, mogok, atau gerakan sosial.
 
Sintesis:
Melalui konflik ini, masyarakat mungkin mencapai suatu bentuk kesepakatan baru atau perubahan sosial yang lebih baik. Mungkin terbentuknya undang-undang yang melindungi hak-hak buruh, dan terjadi restrukturisasi ekonomi yang lebih adil.
 
Dialektika Lanjutan:
Proses ini terus berlanjut dalam sejarah. Mungkin terjadi konflik dan resolusi berulang kali seiring waktu. Setiap konflik baru membawa kemajuan dan perubahan dalam masyarakat, membentuk pola dialektika yang terus berkembang.
 
Penerapan Konsep Hegelian:
Historisasi Dialektika: Proses ini dilihat sebagai bagian dari dialektika sejarah yang terus berkembang menuju suatu bentuk kemajuan sosial.
 
Realisasi Idealisasi: Meskipun awalnya masyarakat mungkin dihantui oleh ketidaksetaraan, konflik, dan ketidakadilan, melalui dialektika ini, masyarakat dapat mencapai bentuk yang lebih ideal atau setidaknya lebih baik.
 
Negara sebagai Penyelesaian: Hegel meyakini bahwa negara memiliki peran penting dalam menyelesaikan konflik dan mengarahkan masyarakat ke arah yang lebih baik.
 
nim: 1512300051




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline