Lihat ke Halaman Asli

Bilgi

penikmat kopi

Perjalanan Rindu

Diperbarui: 11 Oktober 2021   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bungamawar. Pixabay.com

Masih dengan malam yang sama, malam itu hujan kembali membasuh bumi, bersamanya rinduku tersirami.

bercampur hujan, haus rasa rindu pun sedikit terobati. kubiarkan rinduku menari dibawah hujan.

namun ia larut, kuyup, mabuk dalam tarian, kedinginan, ia luntur, hanyut terbawa hujan, kubiarkan.

Sehingga Rindu menjadi air, mengalir, membasahi tanah, menyirami tanaman, sebagian tumbuh menjadi bunga, merah, ungu, kuning, beragam warnanya.

sebagian menyatu bersama sungai-sungai, menjelajah jauh ke muara, laut, samudra, pantai,  sebagian lagi terangkat bersama awan, menjadi gerimis, Dan kembali menjadi hujan, Menebarkan rindu yang berulang. Seperti malam ini.

Namun, kali ini, rindu yang dulu, telah menemui rindu yang lain. Ia telah membasuh rindunya yang mekar disekuntum bunga, merah, ungu, kuning, beragam warnanya.

Saat ini aku tak ingin melihat warnanya, karena melihatnya hanya membuat aku semakin rindu saja.

Haruskah aku pergi ke muara, ke pantai, laut, samudra, sama saja. Seperti aku melihat awan. Seperti aku melihat hujan. Lebih baik kulihat tembok yang tak beragam warnanya. Biar mati, Rindu ini.

10.10.2021.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline