Lihat ke Halaman Asli

Budiman Gandewa

Silent Reader

Kekalahan Timnas tak Menyurutkan Langkah Kami

Diperbarui: 19 Desember 2016   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sensasi bermain bola di Pantai Kuuta (dokpri)

Awan hujan menyelimuti saat kami dan rombongan tiba di Pantai Kuta. Beberapa orang sibuk mempersiapkan tiang gawang dari potongan besi panjang yang sengaja kami bawa. Ada juga yang langsung berlarian dan melakukan pemanasan dengan memainkan bola yang telah dipersiapkan.

Pagi-pagi sekali dengan cuaca pantai mendung dan angin dingin menusuk kulit Saya mulai membagi team menjadi dua kelompok. Seperti umumnya kesebelasan sepakbola yang siap berlaga. Satu team terdiri dari sebelas pemain dan beberapa pemain cadangan.

Sebagai motivasinya pertandingan bola kali ini menggunakan uang taruhan sebagai hadiahnya. Bagi team yang kalah diwajibkan mentraktir team yang menang sebesar 200k/orang.

Kebetulan air di pantai Kuta sedang surut sehingga lapangan pasir yang kami gunakan cukup untuk menampung dua kesebelasan sekaligus. Team bawahan vs team atasan.

Seorang wasit ditunjuk untuk mengatur jalannya pertandingan. Aturan mainnya adalah: Semua adalah pemain sepak bola tanpa embel-embel jabatan di perusahaan sehingga tidak ada rasa segan saat merebut bola dari kaki para petinggi perusahaan. #hihihi.

Membagi Team menjadi dua kesebelasan (dokpri)

Kick off babak pertama dimulai.

Bola pun bergulir di atas pasir Pantai Kuta yang basah dan padat. Team bawahan yang terdiri dari karyawan dari beberapa divisi mulai membangun serangan dari sisi garis pantai yang terkena hempasan ombak. Bola pun mengapung di air dan sangat sulit untuk dioper dari kaki ke kaki.

Akhirnya untuk merebut bola dari kaki lawan pemain dari Team Atasan melakukan trik dengan cara mencipratkan air kepada team lawan, sedangkan pemain lain mengarahkan bola ke atas pasir yang tidak digenangi air.

Saat bola masuk ke pinggir pantai yang dihempas ombak (dokpri)

Di pertengahan babak pertama beberapa pemain dari team atasan mulai tampak kelelahan. Maklumlah olahraga ini benar-benar menguras stamina sedangkan sehari-hari mereka diamnya cuma di dalam kantor. Berbeda dengan pemain yang berada di grup bawahan yang keseharian kerjanya di bagian lapangan.

Lima menit menjelang akhir babak pertama saja team bawahan sudah unggul 5-0 terhadap team atasan dan untuk mempersingkat waktu, babak pertama segera diakhiri dengan peluit panjang dari wasit karena para petinggi perusahaan sudah nyaris semaput. #wkwkwk.

Pertandingan pun dilanjutkan setelah beristirahat selama 15 menit. Jual beli serangan pun... Eh, maaf. Ternyata team atasan kembali digempur secara habis-habisan. Babak kedua baru berjalan 15 menit, tapi team bawahan telah berhasil menambah jumlah goal sehingga skor menjadi 9-0.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline