Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Walau Sudah Tua, Aku Lulus Skripsi Juga

Diperbarui: 11 Mei 2023   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi wisuda setelah selesai skripsi (KOMPAS.COM/Shutterstock)

Aku masih ingat banget, tahun 2018 pulang ke Semarang dan ikut diajak siaran mbak Nadia (tutorku waktu kerja di Smart FM) di Idola FM. Dari sekian banyak pertanyaan, salah satunya adalah "Kamu di Jerman kuliah?"

Lantas aku ketawa. Mana mungkin? Umurku waktu itu sudah 42. Kuliah (S2) terakhir yang aku lewati adalah tahun 2005. Ada Kompasianer yang mungkin saja waktu itu belum lahir. Ternyata kalau rejeki anak manis tak lari ke mana. 

Pada tahun 2020, aku dapat kesempatan belajar lagi, program kuliah sambil kerja. Artinya selain kuliah, aku juga harus kerja karena diberi honor setiap bulannya. Nama programnya Praxisintegrierte Ausbildung zur Erzieherin (PIA). Itu untuk mencetak tenaga pengajar di taman kanak-kanak, tenaga sosial di SD-SMA atau di lembaga anak-anak dan remaja yang dikelola pemerintah (di Jerman anak - anak yang terlantar diambil dari orang tuanya dan dipelihara negara dan lulusan boleh jadi pendamping mereka sampai mereka umur 18 atau lebih karena meneruskan pendidikan tinggi).

Titel Bachelor Professional

Dulunya, program ini nggak dapat titel, alhamdulillah sejak aku masuk, kami lulusannya akan dijuluki Bachelor Professional. Sebabnya, Jerman menggenjot tenaga produktifnya untuk bekerja. 

Kalau anaknya nggak ada yang ngurusin, repot, orang tua nggak bisa kerja dengan tenang atau anak bisa terlantar. Jadi pemerintah membangun banyak taman kanak-kanak di mana anak umur 10 bulan sudah boleh masuk, supaya bisa dirawat dan dididik.

Cuma aku bigung. Sampai saat ini belum ada singkatan titelnya. Kalau program lain seperti Meister (mirip master?) disingkat "me." Eh, Bachelor Professional, nih, yeee ...naik pangkat? Atau turun pangkat, yaaaa. Kann dulu sudah M.Pd (Master Pendidikan) jadi Bachelor Professional. Diambil positifnya lah, lantaran secara kualitas lulusan Jerman akan lebih berkelas. Karena itu diakui di seantero Jerman, bahkan siapa tahu di negara tetangga di EU? 

Untuk informasi, ijazah dari Indonesia nggak serta merta diakui. Dari ijazah S2-ku diturunin jadi S1 alias Hochschulabschluss" dan nggak disetarakan untuk jadi guru di sini walau aku Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan punya pengalaman mengajar di Indonesia mulai dari TK sampai universitas selama 5 tahun dan bimbel di kota-kota Jerman selama 6 tahun.

Menulis Skripsi ala Jerman

Karena lagi jadi topik di Kompasiana dan baru saja bulan lalu aku lulus skripsi, maunya cerita juga. Supaya nggak jadi bara saja di dalam dada. Eaaa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline