Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Enggak Bisa Mudik, Zoom Meeting Saja

Diperbarui: 16 Mei 2020   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Percobaan zoom meeting dengan keluarga di 3 negara (dok.Gana)

"Aku usul kanggo sedulurku kabeh, gandeng putra lan putu-putune ibu adoh-adoh kabeh, piye yen kumpul-kumpul secara on line. Download ning playstrore aplikasi zoom meeting. Men ibu bungah iso kumpul-kumpul kabeh senadyan via handphone." Adik mengirim pesan di whatsapp group keluarga besar kami. Maksudnya ia punya usul supaya anak-anak dan cucu-cucu ibu yang jauh-jauh bisa berkumpul secara online. Caranya dengan mengunduh aplikasi zoom meeting di playstore. Agar ibu bahagia berkumpul bersama meski lewat telepon genggam. Maklum, masa corona, semua PSBB atau bahkan, ada yang lock down.

Setelah disepakati waktunya yang bisa terhubung antara Indonesia, Jerman dan Belgia, kami pun mendapatkan undangan berupa link berikut info berisi meeting ID dan password.

Tepat pada hari Minggu pukul 18.30 WIB atau pukul 13.30 di Jerman dan Belgia seperti yang dijanjikan, kami pun bertemu. Karena biasa pakai skype, houseparty dan google hangout, awalnya saya nggak ngeh. Butuh beberapa menit untuk mengutak-utik tombol-tombol di zoom meeting. Yah, gaptek.

Sebenarnya, aplikasi komunikasi dengan video berkualitas HD dan audio itu bisa saja menggunakan Handy atau komputer/laptop dibuat sejak 2011 di Amerika. Namun menggunakan komputer atau laptop layarnya lebih lebar, jadi waktu kami berempat duduk, semua kelihatan. Konon, zoom mampu menampung 1000 peserta dan 49 video di layar seperti yang ditulis Dinda Silviana Dewi di laman Tirto.

Benarlah, selama 40 menit kami bercengkerama, menanyakan kabar satu sama lain, menceritakan apa saja berita terbaru di tiap keluarga. Bahkan setelah menambah network di kebun, saya perlihatkan keindahan alam Jerman berupa hutan dan pegunungan di sekeliling rumah kami pada keluarga kami.

Ah, ibu terlihat bahagia menyapa anak dan cucu yang tersebar di tiga negara. Di Indonesia sendiri selain Semarang, ada kakak yang tinggal di Mojokerto. Kami yang di Jerman dan Belgia terlihat bersemangat karena memang hari masih terang, di Indonesia sudah gelap-gulita. Entah mengapa adik yang ada di Belgia, suaranya nggak keluar. Mungkin nggak dicek audio di komputer miliknya atau salah pencet. Seingat saya, anaknya sering pakai untuk sekolah.

Aduhhh, nggak terasa waktu berakhir, tinggal ibu dan adik di Semarang bersama kami di Jerman, semua menghilang. Akhirnya kami pun pamit. OK, kami janjian lagi saat lebaran nanti.

Namanya trial pasti ada error. Lantas, apa saja yang harus kami siapkan supaya zoom meeting berjalan mulus?

1. Pastikan semua membaca undangan dan password

Awalnya, saat percobaan, beberapa dari kami takut kalau kebocoran seperti kasus di luar negeri di mana ada meeting, tiba-tiba ada seseorang penyelundup yang masuk dan sumpah serapah nggak sopan. Iya, takut kalau nggak aman. Artinya, kami harus merahasiakan undangan link berisi meeting ID dan password supaya hanya kami saja yang tahu dan datang.

Kami bertujuh, waktu mencoba zoom meeting pertama kali hanya ada lima anak yang bergabung. Bagaimana dengan dua lainnya? Lain kali, komunikasi harus terjalin dengan pasti supaya tahu bahwa ketujuh dari kami mendapatkan informasi dan konfirmasi serta membacanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline