Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Mau Ganti Paspor Jerman?

Diperbarui: 19 September 2016   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mau ganti paspor? (dok.Gana)

Indonesia sempat heboh membicarakan status ganda kewarganegaraan WNI. Satunya dobel di Perancis, satunya Amerika Serikat. Soal kewarganegaraan ini memang pelik. Untuk alasan politis, tentu banyak negara yang tidak mau warganya berkewarganegaraan ganda, kecuali kasus khusus. Seperti di Jerman. Setiap anak yang lahir di Jerman langsung dapat paspor Jerman berdasarkan kelahiran. Selain itu, anak-anak boleh memiliki dua paspor sampai umur 18 tahun, baru memilih salah satu.

Jerman juga memberikan kelonggaran pada warga pengungsi seperti dari Suriah, Maroko, dan Iran. Ketiga negara itu tidak mengizinkan warganya untuk meninggalkan kewarganegaraan. Di lain sisi, Jerman sangat memberi kemudahan bagi pengungsi. Aduh, berita krisis pengungsi dan dampaknya di luar dan dalam negeri, masih terus berlanjut. Makanya dengan pengajuan khusus, warga ketiga negara itu boleh dobel.

Teman-teman dan kenalan saya di Jerman yang asal Turki tentu iri hati karena mereka tidak termasuk negara yang diistimewakan Jerman untuk dobel paspor. Padahal, sudah lama sekali keinginan itu diutarakan dalam forum resmi (red: ingat tukar guling penerimaan pengungsi di Turki dengan usulan kemudahan pemberian paspor Jerman bagi warga Turki). Nyatanya, Turki belum juga diterima di EU, meski sudah banyak sekali warga Turki yang menetap di Jerman dari zaman Leiharbeit (pekerja pinjaman) sampai hari ini.

Cara Ganti Paspor Jerman

Sudah sejak tahun pertama di Jerman, saya ditawari Rathaus (kantor pemda setempat) untuk berganti kewarganegaraan, ganti paspor merah hati. Tawaran itu terjadi lagi lima tahun kemudian. Rupanya tak hanya pemda yang menawari, suami saya tiap tahun juga mengingatkan, “Sudah ganti aja paspornya, susah banget kalau travel sama kamu... visa lagi, visa lagi.“ Nyatanya, sampai hari ini belum saya lakukan. Meski sebenarnya ngiler sekali ya, jalan-jalan ke sana kemari... tetapi masih bulat berpaspor hijau. Solusinya, travel ke negara yang tidak membutuhkan visa seperti negara EU yang dekat dengan Jerman atau di Asia Tenggara.

Selama itu pula, satu per satu teman-teman saya yang Ausländerin (orang asing) mulai mengganti paspornya. Mereka pun bertanya, “Kamu kapan?“ Saya hanya mendesah. 

Bagaimana sebernarnya pengalaman teman-teman saya mengganti paspornya? Berikut saya bagi kisahnya;

Seorang teman dari Thailand sedang belanja di pusat kota. Begitu masuk dan melihatnya, kami ngobrol. Dia bilang mau ganti kewarganegaraan saja karena ribet kalau mengunjungi adiknya yang di AS. Sang adik menikah dengan warga negara Amerika. Pernah sekali teman saya itu ditolak terbang ke sana. Kapok, katanya.

Lalu, saya cerita kepadanya bahwa satu teman kami yang lain dari Vietnam, juga sudah ikut Bürgerungstest (ujian untuk menjadi warga negara Jerman. Daftar pertanyaan seputar politik dan Jerman). Contoh pertanyaannya dengan multiple choice:

Welches Grundrecht gilt in Deutschland nur für Ausländer / Ausländerinnen? Das Grundrecht auf (Apa saja hak asasi yang khusus dimiliki orang asing di Jerman?)

  • Menschenwürde (sebagai manusia)
  • Meinungsfreiheit (mengungkapkan pendapat)
  • Asyl (perlindungan hukum) 
  • Schutz der Familie (melindungi keluarga)

Was hat jedes deutsche Bundesland? (Apa yang dimiliki tiap negara bagian?)

  • eine eigene Armee (kekuatan pertahanan dan keamanan)
  • einen eigenen Außenminister / eine eigene Außenministerin (menteri luar negeri sendiri)
  • eine eigene Währung (mata uang sendiri)
  • eine eigene Regierung (pemerintahan sendiri)
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline