Lihat ke Halaman Asli

Fuji N

Freelance

Kisah Masuk Islam Tsumamah bin Itsal

Diperbarui: 5 April 2019   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Satu ketika, Tsumamah bin Itsal, lelaki asal Yamamah, pergi ke Madinah. Membunuh Muhammad Saw., menjadi misi besarnya datang ke Madinah. Senjata telah ia siapkan dengan matang.

Menangkap gelagat lelaki yang mencurigakan, insting Umar bin Al-Khattab mencium ada sesuatu yang tidak beres. Tsumamah, lelaki asal Yamamah itu lalu dihadangnya. 'Apa tujuanmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?', tanya Umar menginterogasi Tsumamah.

'Aku ke sini untuk membunuh Muhammad!', jawab Tsumamah tanpa ragu, sekaligus menantang.

Lelaki pemberani asal Yamamah itu begitu membenci putra Abdullah dan Aminah, Muhammad Saw. Ajaran Islam yang dibawa Muhammad Saw. menjadi akar kebenciannya yang memuncak. Pelak, keinginannya membunuh Muhammad Saw. begitu besar. Menjadi cita-cita hidupnya yang tak mudah dipadamkan. Keberhasilan membunuhnya dinilai sebagai kebaikan puncak.

Tak ingin kecolongan, Umar yang dikenal sebagai pegulat tangguh langsung menangkap dan meringkus Tsumamah. Kalah perkasa, Tsumamah tak berkutik dibuatnya. Tak kuasa lelaki asal Yamamah itu melepaskan pitingan Umar sang Singa Padang Pasir. Tangannya diikat, senjatanya dilucuti dan Umar pun menggiringnya ke masjid. Setelah diikat di tiang masjid, Umar melaporkannya kepada Muhammad Saw.

Muhammad Saw. memandang wajah lelaki Yamamah yang mengancam nyawanya itu dengan seksama. Tidak terlihat kebencian sedikitpun di wajah Muhammad Saw. yang ramah. Tidak ada bentakan dari mulutnya, tidak ada kekerasan dari tangan atau kakinya. Juga tidak ada instruksi pada sahabat-sahabat untuk mengeksekusinya.

'Apakah kalian sudah memberinya makan?', tanya Muhammad Saw. pada para sahabatnya.

Pertanyaan yang ganjil dan janggal. Bagaimana mungkin justru pertanyaan itu yang terlontar dari seorang Muhammad Saw. Di tengah ancaman kematian yang mengerikan, Muhammad Saw. justru menanya soal makan. Pertanyaan yang bikin kaget dan tidak dimengerti para sahabatnya kala itu. Padahal, Umar sendiri menunggu-nunggu Rasulullah Saw. memberinya aba-aba untuk memancung lehernya.

'Makanan apa wahai Rasulullah Saw.? Dia datang ingin membunuhmu, bukan ingin masuk Islam!', sergah Umar keheranan.

'Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku dan buka tali pengikatnya,' pinta Rasulullah Saw. mengacuhkan pertanyaan sahabatnya itu. Dengan penuh heran, tentu Umar mematuhi instruksi kekasihnya itu.

'Ucapkanlah la ilaha illa Allah', pinta Rasulullah Saw. pada Tsumamah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline