Lihat ke Halaman Asli

Fritz Naitboho

Dalam Akal Budi Ada Pertimbangan

Sayup-Sayup Prahara Paskah bumi Flobamora

Diperbarui: 12 April 2021   01:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"MARI BERBALIK KEPADA SANG HIDUP...."

Ajakan bagi kita semua yang mengaku sebagai pengikut Kristus untuk berbenah di tengah situasi bumi yang sedang dilanda pandemi . Dengan harapan pandemi cepat usai.

Namun di tengah harapan yang nampaknya cerah, rupanya pandemi itu berujung prahara.

Jumat yang Agung dan sakral 1 April 2021, bangku-bangku gereja mulai terisi oleh para pemuja, berbeda dengan tahun yang lalu. Sayup-sayup terdengar lantunan syair "Insan Tangisi Dosamu" diringin rintik hujan yang terus membasahi bumi Flobamora. Ya, Insan tangisi dosamu, jangan tangisi Dia yang sudah menderita dan bangkit bagimu.

Jumat sakral itu berlalu, demikian juga syair-syair dari para pemuja berhenti. Namun titik-titik hujan terus berjatuhan diiringi angin yang mulai berputar dari haluan menuju pusaran.

Liturgi-liturgi gereja telah tersusun rapi untuk sebuah moment Akbar di Minggu Paskah.

Namun tiada yang mengira, di pagi-pagi benar yang dingin dan gelap, prahara yang menamakan dirinya "badai siklon tropis seroja" mulai meliuk-liuk seakan-akan ingin menyambut perayaan Akbar itu.

Obor-obor Paskah tiada lagi bisa memancarkan sinarnya di jalan-jalan bumi Flobamora seperti biasanya. Syair-syair para pemuja dan tarian anak-anak hilang tak berjejak di jalan-lalan seperti dulu. Pawai dan hiruk-pikuk Paskah sepi bahkan hilang dalam ingatan perencanaan.

Rupanya Sang Hidup punya rencana lain untuk memberi pesan Paskah kepada kita semua di bumi Flobamora. Pesan itu Ia titipkan bukan lagi melalui para pendakwah, ya para pendakwah termasyur sekalipun. Tetapi melalui alam tercinta 'alam Flobamora'.

Pesan ini berisi 'Cinta Kasih-Nya' bukan kebencian atau hukuman. Barangsiapa dikasihi-Nya, ia akan dibentuk menuju keutamaan yang hakiki.

Hampir semua yang nampak luluh lantah bahkan bebrapa jiwa harus menghadap lebih dulu kepada Sang Hidup. Mereka adalah kita. Mereka bukan dibenci tapi justru sangat dikasihi Sang Hidup itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline