Lihat ke Halaman Asli

Rizqi Triyanto

Bahasa rasa

Dunia dan Sepuntung Bara

Diperbarui: 6 Agustus 2022   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dingin malam ini ku seduh secangkir kopi. Ku nyalakan rokok dan ku hisap buang kenikmatannya.

Tembakau terlebur dalam detik yang berlalu. Seakan memahamkanku tentang  waktu. 

Waktu dimana khilafku mengharuskan mimpi menjadi wujud. 

Rasa membara di dada. Harus menerima kenyataan untuk sesuatu yang di pujanya.  Semangat berlari berakhir untuk berhenti. 

Butuh waktu teramat lama untuk maklum akan keberlakuan dunia. Berkorban untuk kerelaan. Pengorbanan untuk pendewasaan.

Semakin larut ku termenung,

Ku bawa imajinasi di waktu saat ini.

Dan tersadar bahwa dunia memang penuh keindahan.

Tetapi apa daya, usia hanya sepuntung bara. 

Rizqi Triyanto, 05 Agustus 2022 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline