Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Siap-Siap, Penawaran ST012 Bakal Dibuka Akhir Bulan April Ini, Berapa Imbal Hasilnya?

Diperbarui: 16 April 2024   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis.com

Pasca Hari Raya Idul Fitri 2024, Pemerintah Indonesia kembali akan menerbitkan Surat Berharga Negara(SBN) khusus bagi investor perseorangan atau ritel dalam negeri.

Penerbitan SBN ritel kali ini berjenis Sukuk Tabungan seri ST012 yang rencananya akan ditawarkan mulai 29 April 2024 hingga 29 Mei 2024.

Berbeda dengan dua seri SBN ritel yang telah ditawarkan di kuartal pertama 2024 sebelumnya, yakni  Obligasi Ritel Indonesia seri ORI025 dan Sukuk Ritel seri SR020 yang memiliki karakteristik bisa diperdagangkan kembali di pasar sekunder antar investor domestik atau tradeable, ST012 tak bisa diperdagangkan kembali alias non-tradeable.

Apabila berkaca pada pattern semua penerbitan SBN ritel sebelumnya, lantaran memiliki karakteristik non-tradeable, imbal hasil atau kupon yang ditawarkan oleh ST012 akan bersifat mengambang dengan batas bawah atau floating with the floor.

Dengan sifat imbal hasil seperti ini, artinya nilai imbal hasil ST012 memungkinkan untuk naik sejurus dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang menjadi jangkar penetapan imbal hasilnya, namun tak akan bisa turun di bawah nilai imbal hasil minimum seperti yang ditetapkan di awal masa penawaran.

Intinya nilai imbal hasil ST012 bisa naik, tapi tidak bisa turun di bawah imbal hasil penawaran awal.

Misalnya, imbal hasil ST012 ditetapkan 6,4 persen per tahun, sementara suku bunga acuan BI yang berlaku saat penawaran dibuka sebesar 6 persen. Jika kemudian, karena satu dan lain hal, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen, maka nilai imbal hasil ST012 akan mengikuti naik juga sebesar kenaikan suku bunga acuan BI menjadi 6,65 persen.

Sebaliknya, apabila kemudian BI menurunkan suku bunga acuannya menjadi 5,75 persen, nilai imbal hasil ST012 akan tetap berada di angka penawaran awal, yakni 6,4 persen.

Kendati demikian, kenaikannya itu tak akan terjadi secara serta merta, lantaran review-nya akan dilaksanakan setiap tiga bulan.

Jadi, jika kenaikan suku bunga acuan BI terjadi pada bulan Juni, maka besaran kenaikan imbal hasil baru bisa dinikmati pada bulan Agustus.

Hal itu dilakukan agar Pemerintah selaku penerbit ST012 bisa melakukan adjustment administratif dan anggaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline