Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Penjara Mengubah Kehidupan Angelina Sondakh

Diperbarui: 2 April 2022   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapanlagi.com

Menyaksikan wawancara eksklusif Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosiana Silalahi dengan mantan Putri Indonesia, mantan politisi Partai Demokrat,  mantan anggota DPR dari fraksi Partai Demokrat dan mantan pesakitan korupsi Angelina Sondakh tadi malam lewat channel Youtube milik Kompas TV sungguh membuat saya terenyuh.

Ia berkali-kali mengungkapkan penyesalan telah berlaku lancung dan mengakui bahwa dirinya koruptor sehingga hukuman 10 tahun  harus ia tanggung, dan menurut dirinya itu sangat pantas.

Angie pun berulang-ulang mengucapkan permintaan maafnya kepada khalayak terutama pada anak semata wayangnya bersama almarhum Adjie Massaid, Keanu Massaid.

Angie mengakui bahwa hukuman penjara yang cukup panjang, selama 10 tahun yang ia jalani di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Wanita Pondok Bambu  telah mengubah dirinya sama sekali

Sel penjara dengan segala keterbatasannya dan pergulatan batin dalam menjalaninya, telah mengubah cara pandang dirinya terhadap kehidupan. 

Kita tahulah sebelumnya dengan segala privilege yang dimiliki Angie membuat dirinya  terbiasa hidup glamor penuh spotlight, namun setelah 10 tahun merasakan hidup pahit dibalik jeruji besi, kini hidupnya jauh lebih sederhana dan apa adanya.

Hampir sepanjang wawancara pertanyaan-pertanyaan menohok cukup tajam dilontarkan Rosi, hal tersebut membuat Angie harus me-remain berbagai kejadian saat mulai berkasus pada 2012 hingga kini,  yang membuatnya harus berurai air mata.

Mungkin saja banyak pihak yang mencibir uraian air mata Angie itu sebagai air mata buaya, setelah tertangkap dan dipenjara baru lah menyesali, coba lolos tak akan begitu

Intinya banyak pihak meragukan ketulusannya dalam menyesali perbuatannya. 

Apakah dengan demkian, apa yang Angie ucapkan dalam wawancara tersebut keluar dari hati nuraninya atau hanyalah gimmick public relation, saya tidak tahu.

Sebagai manusia biasa saya hanya memahami yang zahir, dalam makna, itulah kata-kata yang ia ucapkan dan saya pahami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline