Masih segar dalam ingatan kita, ketika sebuah video viral di media sosial seorang ibu memaki petugas dengan kata kasar di kawasan Sukabumi, Jawa Barat. Lantaran dia tak terima diminta putar balik petugas di Sukabumi saat berkendara di masa larangan mudik.
Pihak Kepolisian kemudian bersikap proaktif dengan mendatangi rumah ibu yang kemudian diketahui bernama Hesti dan tinggal di Bekasi Selatan itu, ujungnya Hesti dan Ayahnya yang terlihat dalam video viral tersebut meminta maaf kepada pihak Kepolisian.
Peristiwa-peristiwa yang dilakukan oleh masyarakat biasa, kemudian ramai dipergunjingkan hingga viral seperti peristiwa di atas terjadi hampir setiap hari di dunia maya negara+62
Internet dan media sosial benar-benar merubah kontruksi sosial, ekonomi, bahkan hukum kehidupan manusia.
Viral atau tidaknya sebuah kejadian di medsos saat ini menjadi penentu hajat hidup pihak-pihak yang ada di dalamnya.
Karena viral, orang biasa bisa menjadi selebritas dalam jangka waktu yang sangat pendek. Karena viral seseorang harus bermasalah secara hukum.
Polisi pun kerap melakukan penindakan atas dasar viral atau tidaknya suatu permasalahan. Jika kasusnya viral di medsos hampir dapat dipastikan akan ditangani dengan cepat.
Sebenarnya tak hanya pihak Kepolisian yang bertindak berdasarkan viral atau tidaknya sebuah masalah, hampir semua institusi akan merespon dengan cepat jika masalah yang melibatkan mereka naik status menjadi viral.
Fenomena ini sangat menarik,"viral"menjadi sebuah kata sakti yang mampu menggerakan dan mengubah sama sekali penanganan sebuah permasalahan dan memberikan efek yang cukup dahsyat bagi siapapun yang terlibat di dalamnya.
Sebenarnya apa sih istilah "Viral" ini?
Menurut sejumlah sumber bacaan yang saya peroleh, istilah viral ini pertama kali diciptakan oleh Douglas Rushkoff seorang Profesor Teori Media dan Ekonomi Digital The City University of New York Queens College.