Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Sindrom Stockholm, Kala Sandera Bersimpati pada Sang Penculik

Diperbarui: 31 Mei 2020   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blog.psikologinusantara.com

Who's this man that's holding your hand

And talking about your eyes?

Used to sing about being free but now he's changed his mind.

I know they'll be coming to find me soon

But my stockholm syndrome is in your room

Yeah, i feel for you!!

Itu lagu indah yang dinyanyikan oleh salah satu boyband terkenal asal London Inggris, One Direction yang berjudul Stockholm Syndrome.

Stockholm Syndrome yang banyak menjadi referensi bagi para musisi dalam mencipta lagu. Selain One Direction, ada grup band lain yang menggunakan istilah ini, salah satunya adalah The Muse.

Stockholm Syndrome ini sebenarnya bukanlah sebuah kondisi menyenangkan, syndrome ini bisa disebut sebagai gangguan mental yang merupakan respon psikologis dari korban penyanderaan yang merasa simpati, patuh, sukarela, bahkan dalam beberapa kasus jatuh cinta pada sang penyendera.

Istilah psikologis ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang Psikiater sekaligus Kriminolog asal Swedia, Nils Bejerot berdasarkan kasus perampokan bank yang disertai penyanderaan yang terjadi di Ibukota Swedia, Stockholm pada tahun 1973.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline