Lihat ke Halaman Asli

FERAWATI WIDYANINGTYAS

Menulis untuk menebar kebaikan

Peran Media "Boru" Membangun Pendidikan Karakter Melalui Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat

Diperbarui: 29 Mei 2021   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang dapat menumbuhkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. 

Selain itu, pelajaran Bahasa Indonesia diberikan sejak jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pelajaran tersebut bertujuan agar dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta berbudi pekerti dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat aspek, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan mendengar. Melalui kegiatan menyimak, siswa dapat memperoleh pengetahuan dan informasi berdasarkan yang telah didengar. Hal tersebut berlaku juga untuk memahami isi pesan secara lisan.

Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar dan daya tarik siswa sangat beragam. Kehadiran media pembelajaran dapat meningkatkan keefektifan daya serap siswa terhadap materi pelajaran mengenai pemahaman konsep dan prinsip tertentu. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah boneka kokoru (Boru) pada keterampilan menyimak cerita.

Media pembelajaran dapat digunakan pada tahap orientasi sehingga dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa. Selain itu, dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi. 

Penggunaan media boneka kokoru berdasarkan pada teori Piaget yang menyatakan bahwa siswa SD mulai menggunakan aturan yang jelas, logis yang ditandai dengan reversible dan kekekalan.

Pada usia tersebut anak telah memiliki kecakapan berpikir logis pada benda-benda yang bersifat konkret. Kehadiran media boneka kokoru digunakan untuk merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan minat belajar siswa pada keterampilan menyimak cerita dengan baik sesuai dengan alur cerita. 

Pendidikan karakter ditekankan dalam pendidikan di Indonesia. Dalam pendidikan karakter terdapat beberapa penamaan nomenklatur yang digunakan dalam kajian pembentukan karakter peserta didik yaitu pendidikan moral, pendidikan nilai, pendidikan religius, pendidikan budi pekerti, dan pendidikan karakter itu sendiri.

Penamaan nomenklatur digunakan saling bertukaran (interexchanging), misal pendidikan karakter juga merupakan pendidikan nilai atau pendidikan religius itu sendiri.

Kata character berasal dari bahasa Yunani charassein yang berarti to engrave (melukis, menggambar) seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline