Lihat ke Halaman Asli

Fenti Aprianti

Pembimbing siswa

Kumis

Diperbarui: 16 Maret 2023   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kumis

Berdiam senyap di atas bibir
Silir-silir terbuai hembusan nafas yang bertiup dengan perlahan.
Dua garis jadi pembatas
Seolah bukti bahwa segalanya adalah sementara
Meski makna yang ada tiada pernah habisnya.

Rambut-rambut tumbuh jahil berimbun
Nakal beruntai kesana dan kemari
Memaksa si tajam memangkas hingga menghabisinya

Kumis
Adalah cinta masa lalu
Bagi kehidupan budaya para pejantan
Begitu mahluk gemulai mengagguminya
Lemah terkulai karena kulikan gatalnya.

Mana yang benar atau yang salah
Tiada ujung untuk mengetahuinya
Manakala kumis bergoyang
Selalu ada bulu roma yang akan mengerang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline