Lihat ke Halaman Asli

Kekuatan Pers

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat Hari Pers Nasional, semoga saya tidak telat memberikan ucapan selamat kepada salah satu pilar demokrasi di Indonesia. Sebagai bagian dari kelaurga pers, yang “main” di kampus, perlu rasanya bagi saya untuk memberikan sedikit pandangan saya tentang Kekuatan Pers, baik itu pers dalam arti sebenarnya atau hanya sebatas pers kampus (Persma). Akhir-akhir ini pers begitu dahsyat bermain terutama dalam memberitakan bencana alam yang menimpa di Indonesia. Perkembangan pers menurut saya berbanding lurus dengan perkembangan Teknologi yang ada. Lihat saja perkembangan jejaring sosial seperti facebook, dan twitter, sekali lagi saya katakan dahsyat sekali keberadaan jejaring sosial ini, mampu menyebar begitu cepat.

Pada saat saya makan di soto surabaya depan kampus, yang jualan soto bertanya kepada saya,”mas, nduwe facebook ora?”.. maksudnya; “mas, punya facebook gak?.. tentu saya sedikit terkejut, kemudian saya berpikir, oh. Kalau lah tukang soto sudah melek facebook tentu beberapa kalangan lain juga melakukan hal yang sama, tidak bisa di generalisir memang. Tapi bisa memberikan sedikit gambaran tentang kondisi masyarakat saat ini. Saya melihat pada saat ini banyak orang yang gemar membaca berita online baik itu berita lewat “link” di facebook atau dengan kesadaran membuka portal-portal berita yang ada. Walaupun pada kenyataannya yang namanya surat kabar(koran) menurut saya tetap menjadi andalan (bacaan pilihan).

Dinamisasi perpolitikan tanah air dan segala bentuk pemberitaan yang ada tak lepas dari kekuatan pers melakukan pekerjaannya. Tapi sungguh sangat di sayangkan manakala kekuatan pers ini di salah gunakan untuk melakukan tindakan dukung mendukung. Tentu kita semua sepakat bahwa pers secara institusi haruslah Independen, punya karakter. Karena kegiatan-kegiatan pemberitaanyang di lakukan oleh pers, sedikit banyak berpengaruh kepada pembacanya. Kekuatan pers yang mampu membangun opini di masyarakat sangat berpengaruh terhadap berjalannya kehidupan bermasyarakat. Contoh kasus terhadap pemberitaan temanggung dan ahmadiyah tentu manakala opini yang di bangun adalah untuk “memplokoto” umat islam dengan segala bentuk pemberitaan miring tentang islam yang anarkis dan radikal tentu harus di koreksi, jangan sampai kemudian masyarakat terprovokasi dengan pemberitaan-pemberitaan yang tidak berimbang.

Pers hari ini, banyak membantu kehidupan bermasyarakat dengan berita-berita yang pro-rakyat, berita-berita tentang masih belum maksimalnya pemerintah bekerja untuk mensejahterakan Rakyat. Teguran, kritikan,sindiran bisa tersampaikan lewat pers. Tentu saja dengan menarik perhatian pers lewat aksi atau beropini di surat kabar. Kekuatan pers bisa saja menjadi ancaman buat pemerintah yang berkuasa, atau bisa saja di jadikan alat untuk mempertahankan kekuasaannya. Berita yang berimbang bisa mencerdaskan masyarakat, berita yang sepotong-sepotong bisa menyesatkan masyarakat. Sebagai penikmat produk-produk pers kita harus jeli melihat, mana pers yang berkualitas mana pers yang sekedarnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline