Lihat ke Halaman Asli

FAWER FULL FANDER SIHITE

Master of Arts in Peace Studies

Technology as God: Para Pencipta Tuhan (Part 20)

Diperbarui: 28 April 2020   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterangan: Gambar hanya sebagai ilustrasi, sumber: kompas.com

Technology as God : Para Pencipta Tuhan (Part 20)


Pertanyaan-pertanyaan kritis sering kali muncul, mempertanyakan esensi Tuhan? Hingga apa pertanyaan siapa yang menciptakan Tuhan? Jika di dalam pemahaman "Technology as God" tidak akan menjadi kesulitan, menjawab pertanyaan yang seperti ini, karena jelas jawabannya adalah manusia.

Tetapi bagaimana dengan agama yang pada umumnya menganggap Tuhan lebih dulu ada dari pada manusia, yang mengangkap Tuhan dalam wujud roh, pasti akan mengalami kesulitan untuk menjelaskannya secara logis.

Bagi "Technology as God" manusia-manusia yang melakukan gugatan terhadap dimana Tuhan, siapa Tuhan dan Siapa yang menciptakannya, disebut sebagai para pencipta Tuhan, karena manusia-manusia yang memiliki pikiran kritis dan cerdas yang akan melahirkan konsep Tuhan.

Tetapi dalam pemahaman agama-agama pada umunya mereka akan katakan, orang-orang yang mempertanyaan hal tersebut adalah mereka yang membunuh Tuhan, padahl karena ketidak mampuan mereka berdialog terhadap esensi atau keberadaan Tuhan.

Perkembangan ilmu filsafat ketuhanan terus merangkak melahirkan pemikir-pemikir cerdas dan gigih. Dengan berbagai tinjauan, keberadaan Tuhan dibuktikan. Tapi, keberadaan itu juga mau dihantam dan disangkal. Banyak para filsuf yang meragukan kebenaran Tuhan. Bermacam argumen diajukan. Merekalah yang disebut Para Pembunuh Tuhan.

Beda halnya seperti Norman, penulis buku 'Who Made God' dalam buku itu dikatakan bahwa Tuhan iti adalah energi, dia tidak diciptakan dan dia tidak akan pernah habis.

Semakin berkembangkannya ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin deras arus barisan para penggugatnya, bukan hanya dalam kata-kata, tetapi sudah dalam hal yang lebih para lagi, yaitu sudah sampai pada prilaku umat-umat yang mengaku kebertuhananya.

 "Technology as God" berulangkali menyampaikan bahwa Tuhan ada pada mereka yang miskin, terlantar, marginal dll. Sebab kehadiranNya di dunia untuk memulihkan mereka yang masih dalam kondisi yang tidak beruntung.

Jika meminjam ungkapan dari kitab suci salah satu agaka yang menyebutkan "Aku datang bukan untuk orang-orang yang sembuh" itu artinya orang yang sembuh tidak membutuhkan dokter.

Tetapi para perwakilan Tuhan yaitu Agamawan memperlihatkan perbedaan dengan tujuan Tuhan, mereka lebih dekat dengan orang-orang yang tidak sakit, mereka sangat nyaman dekat dengan penguasa dan kekuasaan, karena dari sana mereka mendapatkan uang. Sedangkan mereka yang belum beruntung, ditinggalkan dan bahkan ada yang tidak pernah ditegur dan dijumpai oleh agamawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline