Lihat ke Halaman Asli

FATMALA NOFITAWATI

201910501026

Keadaan Ekonomi Sidoarjo dari Semburan Lumpur Lapindo

Diperbarui: 1 November 2020   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sektor utama perekonomian Sidoarjo dihasilkan dari bidang perikanan, industri, dan jasa. Didukung oleh sumber daya manusia yang produktif sehingga perekonomian menjadi stabil.

Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur Yang terkenal dengan sektor perikanan terutama bandeng dan udang, yang merupakan icon serta komoditas perikanan utama kabupaten ini.

Perkembangan sektor industri di Sidoarjo sangat berkembang pesat dengan didukungnya lokasi yang berdekatan dan pusat perkotaan Jawa Timur. Perindustrian juga menjadi ciri Kabupaten Sidoarjo yang menjadi salah satu penyangga pusat perkotaan provinsi dan memasuki kawasan gerbangkertosusilo.

Perkembangan sektor industri memberikan dampak pada sentra industri kerajinan seperti di Tanggulangin, Waru, dan Gedhangan, baik berupa sentra industri makanan, kerajinan koper dan tas, dan industri sepatu maupun sandal.

Hampir seluruh desa disekitar kawasan semburan lumpur panas lapindo mengalami permasalahan yang hampir sama yaitu, terjadinya pencemaran air, tanah, maupun udara yang menyebabkan adanya gangguan kesehatan yang berdampak jangka panjang bagi masyarakat. Cakupan keuangan daerah meliputi keseluruhan tatanan, kelembagaan,kebijakan penganggaran, adapun perangkat dan meliputi seluruh pendapatan dan pengeluaran belanja dalam suatu daerah.

Semburan lumpur panas lapindo yang meluluhlantahkan kawasan sidoarjo hingga  640 hektar. Lumpur Lapindo memberikan kerugian senilai 45 triliyun kepada pemerintah maupun masyarakat. Kehilangan harta dan jiwa menjadi kenangan tragis bagi korban. Sebelum terjadinya semburan lumpur panas Sidoarjo, masyarakat banyak berprofesi sebagai petani dan buruh tani yang didukung oleh lahan sawah yang cukup luas.

Salah satu hal yang merugikan ekonomi masyarakat sekitar yang berdampak dari semburan lumpur panas lapindo karena perubahan pemanfaatan lahan menjadikan masayarakat beralih profesi sebagai wiraswasta, buruh swasta hingga pekerja serabutan agar memenuhi perekonomian setaip keluarga.

Pengeluaran yang semakin banyak akibat dari pencemaran air yang mengharuskan masyarakat untuk membeli air bersih dalam kebutuhan sehari-hari, pihak BPLS telah memberikan pasokan air bersih kepada masyarakat yang terkena dampak, pasokan yang telah diberikan tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan air bersih masyarakat yang terkena dampak.

Perekonomian yang rendah dan kehidupan yang tidak berkecukupan, kekurangan sandang pangan, dan mengandalkan sumbangsi dari pemerintah ataupun kalangan masyarakat lainnya untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang terkena dampak.

Bencana tersebut membuat kerentanan dalam perekonomian yang berkaitan dengan kesejahteraan penduduk meliputi tempat tinggal dan sarana pendukung. Ketidakmampuan dalam biaya masyarakat berdampak untuk memenuhi kebutuhan membeli tempat tinggal baru yang layak. 

Mengorbankan kesehatan lebih dipilih dengan dampak yang cukup berbahaya yang ditimbulkan zat-zat berbahaya yang terkandung dalam setiap semburan terutama saat hujan turun kawasan tersebut mengalami banjir yang bercampur dengan lumpur yang dengan aroma yang kurang sedap yang dirasakan oleh masyarakat Sidoarjo hingga keluar wilayah Sidoarjo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline