Lihat ke Halaman Asli

Fathurrahman Helmi

Penulis Sepakbola

Wartawan, Kok, Gini?

Diperbarui: 7 Maret 2019   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada sebuah kisah tentang seorang anak muda yang mengandrungi permainan setan. Iya, anak anak yang pada masa mudanya mainnanya FiFA ataupun PES. Akan tetapi, anak muda tersebut memutuskan bermain dengan personal komputer yaitu permainan Football Manager. Selanjutnya akan disingkat FM.

Permainan yang mengajarkan manajemen ini ternyata disangka sebagai permainan yang penuh setan.

"One more game, one more game."

Jikalau kamu kamu jago atau kalau anak bola bilangnya gacor, cobalah main FM.

Tidak semua orang paham manajerial dari pembelian pemain sampai dengan mentreat pemain agar tidak pindah.

Pemain yang sudah lama dan sering juara kadangkala bosan apalagi beetemu manajer baru yang skill melatihnya masih cetek.

Nah lho,  bagaimana dengan manajer yang sudah lama main. Masih saja ditekan dengan pemain yang minta honor tinggi.

Tapi, semua itu tidak ada apa apanya dengan wartawan atau media yang akan mewawancarai kamu selepas jadi manajer.

Mereka ada yang reputasinya fairly poor. Menanyakan klub lain tapi kepada kita. Bahkan, ada juga yang kalau kita bilang i'm not prepared to answer that question doi akan memakai kata kunci terkahir yaitu: The Public want to know?  

Shit!

Kadang juga ada wartawan yang nanya di tunnel atau lorong menjelang laga. Nanyain tentang pemain yang tidak dimasukkan ke dalam line up. Sudah tahu tidak ada nanya lagi kenapa. Ini antara kepo atau memang tidak tahu mau nanya apa lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline