Lihat ke Halaman Asli

Ikon Baru Kota Makassar : Kombinasi “Si Cantik” dan “Si Buruk Rupa”

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1376695413378816819

Menjelang Ashar pada 23 Ramadhan 1434 H, matahari begitu terik menyinari lantai-lantai beton dan aspal kawasan Pantai Losari. Teriknya pun mengeringkan partikel-partikel pasir dan debu, yang kemudian melayang akibat terhempas oleh kendaraan yang lewat. Udara di atas badan jalan pun jadi padat oleh partikel pasir dan debu, dan mengancam terkontaminasinya udara yang dihirup para pejalan kaki serta pemakai jalan lainnya. Walau udaranya kurang sehat ditambah panasnya terik matahari, kawasan Pantai Losari masih terasa adem. Hembusan angin pantai mengalir membelai tubuh setiap pemakai jalan, membawa suasana adem seolah-olah ada kipas angin raksasa di kawasan tersebut. Itulah anging mamiri khas Makassar.

Di kawasan Pantai Losari kali ini, ada pemandangan baru. Sebuah masjid megah nan cantik, berdiri kokoh di atas laut pantai Teluk Makassar. Masjid tersebut semakin cantik setelah dihiasi anjungan baru, berlantai beton yang di atasnya berdiri beberapa patung pahlawan dalam sejarah peradaban Sulawesi Selatan. Si Cantik bergaya modern itu tampil dengan dua menara dan dua kubah biru, namanya Masjid Amirul Mukminin.

[caption id="attachment_281344" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Masjid Amirul Mukminin (Dokumen Pribadi)"][/caption]

Masjid Amirul Mukminin diresmikan 21 Desember 2012, yang berarti belum genap satu tahun usianya. Bangunannya berdiri di atas tiang-tiang pancang yang tertanam di dasar laut. Dengan ketinggian muka air laut yang berada dua meter di bawah lantai halaman masjid, dianggap seolah-olah terapung. Maka masyarakat Kota Makassar banyak juga menyebut Si Cantik ini sebagai Masjid Terapung.

Ketika berada di dalamnya-di bagian utama masjid di lantai dasar bangunan-, hembusan angin mammiri masih sangat terasa. Bahkan semakin lembut karena alirannya di pecah oleh celah ventilasi dan jendela masjid yang langsung mengarah ke laut lepas Teluk Makassar.

Namun dibalik keindahan bangunan Si Cantik Masjid Amirul Mukminin, ada sebuah kondisi yang kontras dan tak nyaman dari kawasan Pantai Losari. Hampir di setiap sudut bangunan dan tepi pantai, tercium bau tak sedap. Ya, itu salah satunya.

Sedikit melirik sistem buangan (drainase) masjid ini. Air hasil buangan langsung di limpaskan ke badan laut. Outletnya dapat langsung dilihat di bagian bawah bagunan. Sehingga secara kontinyu, kondisi itu dapat meningkatkan pencemaran sekaligus menurunkan kualitas air laut di kawasan yang merupakan pintu Kawasan Baru Tanjung Bunga tersebut. Idealnya, untuk menyempurnakan Si Cantik ini, masih perlu perbaikan fasilitas yang mendukung keterjaminan kualitas lingkungan (sustainability). Misalnya filterisasi sampah atau kontaminan.

Kondisi buruk tersebut kemudian diperparah dengan minimnya pengawasan kawasan terhadap aktivitas merusak masyarakat. Sebagian diantaranya adalah membuang sampah ke laut atau mencoret-coret dinding-atau bagian fisik objek yang lain-. Maka janganlah heran, jika suatu saat Anda datang ke tempat ini, sampah dan bau tak sedap menjadi bumbu tambahan keindahan masjid ikon Kota Makassar ini.

[caption id="attachment_281350" align="aligncenter" width="300" caption="Patung Becak di Anjungan Pantai Losari (Dokumen Pribadi)"]

1376696127214567269

[/caption]

Itulah Si Buruk Rupa, yang bersanding bersama Si Cantik Masjid Amirul Mukminin. Masjid megah nan modern, yang telah menjadi ikon baru warga Makassar ini tetap memiliki sisi lain yang harus diperhatikan. Datanglah ke tempat ini, mungkin bisa melihat berbagai patung tokoh dan budaya di sekitarnya. Tapi jagalah tangan Anda dari usaha coret-mencoret dan mungkin membuang sampah sembarangan. Karena kalau itu terjadi, berarti para pengunjunglah yang memperburuk keindahan kawasan ini.

[caption id="attachment_281354" align="aligncenter" width="640" caption="Sunset di foto dari sisi kanan halaman Masjid (Dokumen Pribadi)"]

1376696207952841851

[/caption]

Sepotong kisah liburan, 16-17 Agustus 2013 atau 10 Syawal 1434 H.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline