Kalau "semangka berdaun sirih" hanya ada dalam syair lagu Broery Marantika, Sakura Berbunga Tulip benar terjadi. Yah, saat ini, di Sakura City, tepatnya di Sakura Furusato Square, Chiba, sedang berlangsung Festival Tulip Sakura. Festival ini rutin diadakan setiap tahun, dari awal April sampai akhir April. Tahun ini, festival tersebut dimulai tanggal 2 April 2011 dan akan berakhir tanggal 29 April 2011. Sakura Furusato Square terletak di Perfektur Chiba, dan dapat dicapai dengan kereta dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam dari Tokyo. Sebenarnya banyak taman bunga di sekitar Tokyo yang memiliki koleksi tulip, namun hanya di Sakura Furusato Square rutin diadakan Festival Tulip setiap tahun dan di Sakura Furusato Square terdapat sebuah kincir angin (windmolen) asli dari Belanda yang juga menjadi landmark Sakura Furusato Square.Melihat kincir angin tersebut mengingatkan saya waktu mengunjungi Kinderdijk Belanda Kincir Angin tersebut dibangun tahun 1994 dalam rangka perayaan ulang tahunn Sakura City yang ke-40 dan sebagai simbol kerjasama antara Jepang dan Belanda (yang dulu pernah berperang memperebutkan Indonesia sebagai negara jajahan mereka hehehe) dan merupakan kincir angin untuk memompa air yang pertama di Jepang. Berbeda dengan Belanda yang hampir seluruh wilayahnya berada di bawah permukaan laut sehingga di Belanda banyak di temukan polder-polder dan pematang yang dilengkapi dengan kincir angin untuk memompa air agar tidak mengenangi daerah pemukiman dan pertanian. Kincir angin tersebut dibuat di Belanda dan dirakit di Jepang, sehingga sangat mirip dengan kincir-kincir angin yang ada di Belanda. Kincir angin tersebut memiliki tinggi 15,6 m. Setelah dua minggu lalu sempat menikmati cherry blossoms di Kamakura dan sejak seminggu lalu kelopak-kelopak Sakura habis berguguran, hari ini saya menikmati keindahan tulip yang tak kalah indahnya dibandingkan dengan Sakura. Mengunjungi festival ini sekana membawa saya kembali ke 4 tahun lalu ketika mengunjungi Taman Keukenhof di Belanda. Walau pun sangat kecil dibanding taman Keukenhof, tapi keindahan tulip-tulip yang berwarna warni itu ditambah dengan kincir angin khas Belanda, setidaknya bisa menghilangkan rasa kangen Belanda yang pernah jadi tempat tinggal saya selama kurang lebih 2 tahun. Sayangnya semua stand penjual makanan di festival ini hanya menjual makanan khas Jepang, hanya satu yang menjual kebab Turki. Seandainya ada stand yang menjual patat plus mayonaise, lekkerbek, kibeling, hering, poffertjes dan olie bollen, mengunjungi festival ini serasa menikmati "Jepang Rasa Belanda". Berikut ini adalah sebagian foto-foto suasana Festival Tulip pada tanggal 24 April 2011, 5 hari sebelum berakhir.
Foto-foto dengan resolusi lebih tinggi bisa dilihat di sini