Lihat ke Halaman Asli

Farent B. Sagala

Asisten Rumah Tangga

Bercanda Tak Sebercanda Itu

Diperbarui: 19 Juni 2019   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. (sumber: yeahwrite.org)

Grup Komedi Legendaris Indonesia, Warkop DKI memiliki quote yang masih terngiang-ngiang sampai sekarang, yaitu "tertawalah sebelum tertawa itu dilarang". 

Pada saat mengetahui kalimat itu saya menganggap itu hanya sekedar quote agar terlihat keren. Saya tidak melihat terdapat sebuah realita yang nyata terhadap quote tersebut bahwa tertawa bisa saja dilarang. 

Jujur Saya pribadi tidak terlalu menyukai grup Warkop DKI karena pada pada saat itu referensi saya tentang warkop hanyalah tanyangan yang ada di tv yang menampilkan perempuan seksi pada saat itu. 

Sebetulnya sampai sekarang pun saya masih tidak menyukai komedi Warkop namun pandangan saya terhadap quote tersebut berbeda jauh. 

Momen pertama saya mulai memikirkan komedi adalah pada saat saya kelas 8. Saya jarang diajak main oleh teman di lingkungan sekolah saya. Saya berpikir pada saat itu adalah mungkin karena saya terlalu serius yang membuat saya tidak asik. 

Saya menyadari harus lebih santai dan harus bisa bercanda supaya saya disenangi oleh orang lain. Akhirnya saya terus belajar supaya saya lucu. Sejak saat itu saya tertarik terhadap komedi.   

Pertama-tama mari kita bicara tentang dampak dari komedi. Kita berbicara dampak baiknya dulu. Hal yang paling umum adalah komedi menjadi penghibur bagi penikmatnya supaya bisa tertawa dan tertawa itu membahagiakan sekali. Kita seakan bisa lupa terhadap persoalan-persoalan hidup kita sejenak. 

Selain bagi penikmatnya, komedi juga sangat berguna bagi pelakunya. Komedi mengajarkan bahwa pada dasarnya setiap manusia adalah makhluk yang bodoh, tolol, dan memiliki banyak kesalahan. Maka saat kita menemukan banyak kesalahan pada orang lain, kita juga akan menemukan banyak kesalahan pada diri kita sendiri. 

Maka sebelum memulai untuk berkomedi pelaku harus menertawakan diri sendiri yang menurut saya itu adalah tingkat kebijaksanaan tertinggi. Dani Aditya adalah seorang difabel yang membuat materi komedi tentang dirinya yang difabel. 

Saya membayangkan tentu sedih saat tahu kita berbeda dengan orang lain, cemoohan didapatkan, tidak bisa bermain layaknya orang biasa. Dani Aditya bisa berdamai dengan itu, menerima kondisinya, dan tampil di depan banyak orang untuk mengajak orang lain menertawakan kondisinya. Itu luar biasa. Saat anda bisa menertawakan diri sendiri anda menjauhkan diri dari depresi akut. 

Bayangkan apabila orang-orang yang memiliki banyak masalah tidak bisa menertawakan diri sendiri, tentunya dia akan hidup di dalam kesedihan, terus menyalahkan yang bisa disalahkan, mungkin dalam tingkat yang lebih parah akan depresi dan mungkin bunuh diri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline